"Dia baru saja menulis lagu untukmu, apa dia tidak bilang? Bukan hanya satu, tapi lima lagu. Yang sudah jadi ada dua, sisa tiga masih jadi draft. Dia sudah memperdengarkan padaku yang sudah jadi, sedangkan yang belum, dia baru memperlihatkan lirik lagu di laptopnya."
Mataku terbelalak. Wookie... menuliskan lagu untukku?
"Sebenarnya ini rahasia. Aku tadinya sudah janji padanya aku tidak akan memberitaumu, tapi karena kau ragu padanya, kurasa ini waktu yang tepat bagimu untuk tau. Aku tidak pernah melihatnya jatuh cinta seperti ini sebelumnya."
"Oppa, jadi aku..."
"Kau harus menunggu Wookie. Setelah melepaskanku, sekarang kau juga ingin melepaskan Wookie begitu saja? Aku tau kau bukan orang yang bisa bertahan setelah melepaskan Wookie, Yifang."
Jantungku berdebar. Wookie bisa menuliskan lagu untukku... bukankah itu impianku sejak lama? Bukankah itu artinya dia memang mencintaiku? Seperti aku yang menulis puisi, kalau aku memang tidak mencintai seseorang, aku tidak akan bisa menulis puisi cinta...
"Ahhhhhhhh..."
Aku tau lagi bahwa yang baru saja berteriak itu pasti Yingmin. Yesungie oppa langsung berdiri untuk melihat apa yang terjadi di arena sana. Aku tadinya ingin cuek saja, tapi akhirnya aku ikut berdiri. Aku melihat Yingmin terjatuh di tengah lapangan, posisinya berlutut. Aku menoleh kesana kemari, tapi sepasang orang yang ada di arena sepertinya tidak peduli padanya. Tanpa kuduga, ternyata Yesungie oppa sudah maju memasuki lapangan dengan kaki telanjang, menghampiri Yingmin untuk membantunya berdiri.
"Kau bisa berdiri? Kenapa kau bisa jatuh sih?" Tanya Yesungie oppa.
Tapi aku melihat Yingmin memang kesulitan berdiri, Yesungie oppa sampai harus memegangi kedua lengannya. Ketika dia berdiri, aku terkesiap. Kakinya berdarah dan lecet di beberapa tempat. Ekspresinya juga terlihat kesakitan.
"Aigo, bagaimana kau bisa membuat dirimu terluka begitu? Kau lupa kalau kau ini penari?"