"Yingmin, ayo, aku akan panggilkan taxi untukmu," ajak Yesungie oppa.
"Oke. Julie, sampai ketemu lagi," pamit Yingmin.
"Sampai ketemu lagi," balas Julie.
Aku terus memandangi kedua sosok yang keluar dari resto itu sampai mereka tidak terlihat lagi. Aku mendenguskan nafasku keras. Julie tersenyum. Meski kami baru kenal tidak lama, tapi Julie sudah berhasil menjadi salah satu sahabat favoritku.
"Kau tidak suka dengan Yingmin."
Ini dia yang membuatnya menjadi favoritku, soalnya Julie sering tau isi otakku tanpa perlu aku susah-susah mengungkapkannya.
"Ngapain kau menyapanya dengan begitu ramah?" tanyaku galak.
"Kau Cuma lagi cemburu."
"Siapa bilang? Yesungie oppa bukan pacarku kok."
"Aku tau. Tapi kau masih cemburu padanya. Kau masih mencintai Yesung oppa, dalam atau tidaknya perasaanmu hanya kau yang tau."
Aku mencibir, tapi Julie benar. Tiba-tiba aku merasa bersalah pada Wookie.