"Tentu saja dengan jari-jari ini. Main piano, Meifen."
"Mwo??? Ah, oppa... tapi aku selalu gugup kalau main di depan orang banyak. Apalagi nanti tamu yang diundang pasti banyak kan? Dan mereka semua layaknya bangsawan?"
"Tunjukkan kalau kali ini kau bisa melakukannya, Meifen. Biarkan appa kaget karena kemampuanmu."
"Tapi bagaimana kalau aku gagal? Tidakkah aku membuat oppa malu?" tanyaku ragu.
Siwon memandang wajahku, dan aku membalas pandangannya. Sekarang wajah kami berhadapan.
"Aku tidak akan malu, setidaknya kau mau mencoba. Ketika kau gagal, tidak apa-apa, ada aku di sampingmu."
"Hmm... baiklah, aku akan coba. Masih ada enam hari untuk persiapan. Aku akan membuatnya terkesan. Aku kan... calon menantunya."
"Bagus. Aku suka sekali rasa percaya diri itu."
"Ketularan Manshi."
Siwon tertawa dan mencium tanganku. Jantungku mulai berdebar. Dia suka sekali berperilaku romantic seperti ini, tapi jujur saja aku tidak pernah merasa bosan. Lalu dia mulai menciumku lagi. Inilah hal yang selalu membuatku merasa nyaman, ketika dia menunjukkan perasaan cintanya.Â
Bersama Siwon, tak ada yang kutakuti. Aha... di otakku tiba-tiba muncul ide kejutan yang bagus. Aku rahasiakan dulu dari Siwon... mudah-mudahan dia, atau salah satu dari mereka mau bekerjasama. Tapi sepertinya sih tidak susah menggaet salah satu dari mereka.