Siwon duduk bergabung setelahnya, sambil makan.
"Minggu ini ulangtahun appa-ku di rumah. Kalian semua harus datang, sesibuk apapun kalian, harus punya jadwal kosong. Jam delapan malam mulainya."
"Wah, sudah lama tidak menghadiri pesta nih, oppa," ucap Manshi, "aku akan usahakan jadwal jam segitu kosong. Shindong oppa juga kan?"
"Iya, kurasa aku bisa kosongkan special untukmu, Siwonnie," ujar Shindong.
"Tolong sampaikan pada yang lain juga yang belum sempat kutemui secara langsung ya," pinta Siwon.
Selesai makan, Siwon beristirahat di kamarku. Kami sama-sama berbaring di ranjangku. Aku tidak merasa canggung lagi, soalnya kami sudah sering begini.
"Meifen... bisa siapkan kejutan untuk ulangtahun appa?"
"Itu dia, oppa. Aku harus belikan kado apa ya? Kurasa Choi ahjussi sudah punya segalanya?" aku balik bertanya.
"Memang sih. Karena itu kupikir... sesuatu yang akan membuatnya terkesan bukan merupakan barang."
"Bukan barang?"
Apa yang bisa membuat pria tua itu terkesan jadinya? Benar-benar membingungkan... tapi pada saat itu, Siwon mengangkat dan menggenggam tanganku.