"Hid, mau kekantin ga?" Tanya Tegar
"Engga, aku bawa bekal" Jawabku
Tegar mengangguk, dia dan temanku yang lain akhirnya meninggalkan kelas dan menuju ke kantin. Aku segera mengeluarkan bekalku dan mulai menyantapnya. Amanat yang disampaikan pembina upacara tadi masih terngiang-terngiang dikepala. Kuliah, ya kuliah. Dari pertama aku masuk SMA aku menekadkan diriku agar melanjutkan pendidikanku kejenjang yang tinggi. Hanya saja aku tau ekonomi keluargaku tidak mengizinkanku untuk berkuliah. Hal itu terkadang membuatku sedih. Aku sebenernya belum pernah menanyakan kepada orang tuaku apakah aku boleh berkuliah atau tidak, tapi aku tau kalau ekonomi keluargaku pas-pasan. Aku tidak ingin terlalu membebankan mereka.
"WOI NGAPAIN BENGONG" Teriak seseorang perempuan sambil menepuk pundakku dengan keras
Aku lantas tersedak dan langsung meraih botol minumku dan meminumnya dengan tempo yang sangat cepat.
"Orang lagi makan malah dikagetin." Ucapku dengan nada ketus
"yamaap, lagian ngapain bengong gitu, gabakal masuk sendiri itu makanan kemulut."
Perempuan itu adalah Dita, nama lengkapnya Dita Afifah. Dia gadis yang cantik, pintar dan ambisius, dia cukup terkenal disekolah ini walaupun dia sering teriak-teriak gajelas. Dulu aku menyukainya tetapi aku tidak percaya diri dengan diriku yang tidak memiliki apapun yang bisa dibanggakan. Yaa walaupun sekarang aku masih menyukainya walaupun sudah berbeda dengan saat itu
"Eh hid mau nanya, dah tau mau kuliah kemana?" Tanya Dita kepadaku
Ah pertanyaan itu lagi. Jujur saja aku benci jika ditanya akan hal itu karena ketidakjelasan akan masa depanku.
"Mau ke Unpad." Timpalku