Aku akhirnya mengangguk tanda aku mengiyakan ajakannya. Kami menyudahi percakapan kami dan keluar dari perpustakaan ada beberapa laki-laki yang terlihat tidak senang saaa aku mengobrol tapi aku tidak peduli. Di pinggir jalan kami berpisah karena rumah kami berbeda arah.Akhirnya kubulatkan tekadku agar aku bisa mendapatkan beasiswa itu. Tes untuk beasiswa itu akan dimulai 6 minggu lagi, sebenarnya itu waktu yang kurang tapi akan kumaksimalkan demi keluarga dan masa depanku.
      Dalam 6 minggu aku dan Dita sering belajar bersama, entah itu disekolah saat istirahat atau jam pulang. Dihari libur terkadang kami belajar bersama dirumah kami masing-masing. Saat belajar dirumahku Dita terlihat akrab dengan orang tuaku seakan mereka adalah orang tua dan anak, sesekali Dita membantu ibuku memasak. Aku juga sangat mengurangi jam bermainku agar aku bisa maksimal.
      1 hari sebelum tes beasiswa kami berdua memutuskan untuk tidak belajar dan menghabiskan waktu dengan keluarga masing-masing. Aku memilih diam dirumah membantu ibuku atau sekedar bermain game. Ibuku bahkan selalu menanyakan semua hal tentang Dita bahkan selalu memintaku untuk selalu menjaganya. Terkadang aku malu jika harus membahas Dita dengan Ibu tapi aku senang kalau Dita akrab dengan keluargaku.
      Hari untuk tes beasiswa tiba, aku dan Dita janjian dekat sekolah karena tempat untuk tes cukup jauh jadi harus menggunakan bus untuk sampai kesana. Sebelum aku berangkat ibuku menyiapkan 2 bekal dan menitipkan 1 untuk Dita.
"Semangat ya nak, ibu akan selalu doain kamu." Ucap ibuku
"Ayo bang semangat, ntar kalau abang dapet beasiswanya jangan lupa traktiran" Ucap sibungsu
Aku menyalami kedua orang tuaku dan mencium kening kedua adikku. Sebelum aku berangkat ayahku memberikan sedikit kata-kata untukku
"Wachid, maafkan ayah kamu harus sampai harus melakukan ini karena ayah tidak sanggup membiayai kuliahmu. Ayah sangat berharap kamu bisa keterima tapi jika kamu gagal ayah akan tetap bangga sama kamu. Jadilah cahaya bagi keluarga ini. Doa ayah akan selalu menuntunmu disana nanti." Ucap ayahku
Aku langsung mengangguk dan izin untuk berangkat, aku naik angkot dan saat sampai ditempat janjian aku sudah melihat Dita sudah disana. Aku segera menghampirinya
"Sorry dit aku telat."
"Engga kok, aku aja baru sampai. Yaudah yu langsung berangkat aja."