Hari berlalu menjadi minggu dan minggu berlalu menjadi bulan, keadaan hubungan cinta antara Roni dan Vina terkatung hampir dua bulan lamanya. Roni semakin tak mengerti dengan sikap Vina yang selalu menghindar darinya. Fhari sabtu ini akan menjadi hari dimana dua bulan tepat Roni memendam rasa kesalnya pada kekasihnya yang semakin menjauhinya. Dan Roni berencana untk mencari Vina di manapun Vina berada, Dia akan menunggu seharian di rumah Vina jika Vina sedang keluar atau tak mau menemuinya, dia akan menunggu sampai Vina mau menemuinya dan menjelaskan semua sikap yang selama ini menjadi tanda tanya dalam benak Roni.
Siang itu, sepulang dari sekolah Roni untuk sekian kalinya mencari Vina di rumahnya. Jawaban tentang tidak adanya Vina di rumah selalu membayangi pikirannya, tapi Roni sudah mengukuhkan hatinya untuk menunggu Vina di rumahnya sampai kapanpun. Sesampaianya di gerbang rumah Vina, Roni melihat sosok gadis yang dicintaianya berada di teras rumah dan sedang duduk bersantai di kursi malas yang biasa Vina duduki ketika sore hari sambil mendengarkan lagu da membaca buku.
Roni kemudian bergegas menuju kekasihnya itu, wajah penasaran terlihat jelas dari wajah Roni. Vina yang mengetahui kedatangan Roni, tak menghindar seperti biasanya karena Vina merasa sudah terlalu lelah untuk terus berlari. Dia memutuskan untuk menyelesaikan masalahnya yang sebenarnya sederhana saja.
“Sayang, loe kenapa?” Roni betanya dengan nada yang lembut agar kekasihnya itu mau menjelaskan semuanya.
“Kamu duduk dulu Ron. Kamu mau minum apa? Jus alpukat kaya biasanya, mau?” Vina tak segera menjawab pertanyaan Roni tetapi malah mempersilakan Roni duduk dan menawarkan minuman favorit Roni.
“Gua gak haus akan minuman sayang tapi gua haus akan penjelasan loe.” Roni menegaskan tujuannya mendatangi kekasihnya itu.
“Kamu siap mendengar semua yang aku ucapkan Ron? Dan aku mohon kamu mau mengerti dengan semua penjelasanku.”
Roni menjawab dengan anggukan kepala.
“Akhir-akhir ini aku menghindar dari kamu karena aku merasa lelah dengan semua ini Ron,”
“Maksud loe?” Roni memotong penjelasan yang diberikan oleh Vina.
“Bentar dulu Ron, aku,,, aku selama ini berharap aku dapa mencintaimu seperti kamu mencintaiku,,, tapi rasa cinta yang ku harapkan tak kunjung tumbuh Ron. Aku tersiksa dengan kepura-puraanku padamu. Akhir-akhir ini aku berpikir keras dengan apa yang akan ku lakukan selanjutnya dengan hubungan kita dan sekarang aku punya jawaban untuk hubungan kita yang akhir-akhir ini semakin tidak jelas saja.” Kedua mata Vina terlihat sembab karena ia tak kuasa menyakiti hati pria di depannya itu.