Mohon tunggu...
Pejalan Solo
Pejalan Solo Mohon Tunggu... wiraswasta -

hanya ingin menikmati hidup yang sesaat ini...

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Baksoku Cinta? part1

22 Februari 2012   07:41 Diperbarui: 25 Juni 2015   19:20 206
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

“Loe tau Vina gak hari ini?” tanya Roni lebih lantang pada Mamat.

“Duh, gua gak tau Ron. Tu anak akhir-akhir ini kayak selebritis, susah dicari padahal hari ini ada rapat buat siapin materi kegiatan besok,”

Roni pergi sebelum Mamat menyelesaikan kalimatnya. Mamat terlihat kesal dengan sikap Roni yang seenaknya saja, tapi Mamat hanya menggerutu lirih karena dia begitu takut dengan Roni. Roni yang berbadan tinggi besar tak mungkin ia lawan, dan juga Roni adalah kapten team basket sekolah ini. Team basket yang mempunyai teman banyak, team basket yang terlihat angkuh, dibenci oleh kaumnya tapi dicinta oleh kaum hawa.

Sepulang sekolah Roni langsung menuju rumah Vina karena ia merasa kekasihnya semakin berbeda dari biasanya. Dan juga hape Vina yang satu hari ini tidak aktif semakin membuat Roni penasaran. Suara bel rumah berbunyi dan tak lama berselang pintu rumah itupun terbuka, sosok wanita tua dengan gaun ala jawa menyambut Roni.

“Vinanya ada mbok?” tanya Roni pada pembantu rumah Vina.

“Duh, mbak Vinanya gak ada tu den.” Mbok minah menjawab Roni dengan perasaan yang takut karena ia diperintah oleh Vina untuk berbohong pada Roni.

“Kemana ya mbok kira-kira tu anak.” Roni bertanya lagi tanpa ada perasaan curiga sedikitpun pada mbok Minah.

“Duh, saya kurang tau den soal itu.”

Roni meninju tembok di tepi pintu rumah itu, dan mbok Minah seketika terkejut dan mengucap istigfar berkali-kali. Perasaan kesal Roni semakin tak terbendung karena sebagai kekasihnya, dialah yang paling berhak tau dimana Vina berada dan bagaimana keadaannya tapi akhir-akhir ini dia tak mendapati keadaan seperti yang dia inginkan.

“Ya udah mbok, nanti kalo Vina dah pulang bilang kalo Roni mencarinya dan suruh dia aktifin hapenya!” Roni berjalan menuju mobilnya dengan perasaan yang tak bisa digambarkan lagi. Suara ban mobil berdecit kencang ketika Roni meninggalkan rumah Vina.

Vina yang memandangi Roni dari dalam kamar hanya bisa termenung sedih karena dia tak punya jawaban untuk roni apabila mereka bertemu nanti. Kemudian Vina hanya bisa menangisi kelemahannya yang tak kuasa untuk berkata jujur pada kekasihnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun