"Kakang Kidang Gumelar, rahayu kakang. Kakang masih kelihatan awet muda, apa aku yang cepat menua ?" Sapa Ki Ageng Gajah Alit.
"Rahayu adi Gajah Alit. Rahayu semuanya. Bukan aku yang awet muda. Tetapi kaulah yang keburu menua. Â Terlalu sibuk dengan pekerjaan baru, lupa pada pentingnya hiburan. Anak-anakmu masih membutuhkan dirimu Adi. Keduanya belum menikah." Jawab Ki Ardi.
Semua tertawa mendengarkan percakapan mereka berdua, dan ikut senang menyaksikan keakraban di antara keduanya.
"Sebentar lagi tentu akan kembali muda. Kedua putrinya sudah punya calon pendamping sendiri-sendiri. Sekar Sari punya Handaka, putra ki demang Sentika. Sekar Arum sudah lengket terus dengan Sembada, putra ki senopati. Jika segera dinikahkan Ki ageng pasti segera punya cucu." Kata Nyai Rukmini.
"Aah guru. Kenapa membuka rahasia. Aku tidak merasa lengket dengan Kakang Sembada." Sanggah Sekar Arum.
"Iyah. Cuma tidak ingin pisah saja." Timpal Sekar Sari.
Kembali semuanya tertawa. Namun Sekar Arum pura-pura tidak mendengarkan percakapan mereka, dengan manja ia menggandeng tangan ayahnya untuk masuk rumah baru yang besar itu.
Setelah mereka duduk di amben bambu yang sangat lebar yang berada di ruang tengah rumah itu, Sekar Sari, Sekar Arum dan Nyai Rukmini pergi ke dapur untuk menyiapkan hidangan buat mereka. Namun Nyai Rukmini justru pamit kepada kedua gadis itu untuk pergi sebentar.
"Guru mau kemana ? " tanya Sekar Arum.
"Ada urusan sedikit, untuk melengkapi kebahagiaan kalian." Jawab Nyai Rukmini.Â
Kedua gadis di dapur itu saling berpandangan, mereka tak mengerti maksud Nyai Rukmini. Namun guru Sekar Arum itu bergegas keluar dapur dan pergi entah ke mana.Â