Mohon tunggu...
Wahyudi Nugroho
Wahyudi Nugroho Mohon Tunggu... Freelancer - Mantan MC Jawa. Cita-cita ingin jadi penulis

Saya suka menulis, dengarkan gending Jawa, sambil ngopi.

Selanjutnya

Tutup

Cerbung

Bab 48. Sukma Naga Kumala

26 Agustus 2024   14:52 Diperbarui: 28 Agustus 2024   11:47 288
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar dokpri

Mpu Barada menerima tombak Naga Kumala dari tangan Ki Ageng Gajah Alit. Kemudian ia membuka selongsong yang mewadahi bilah tombak itu, beliau mengangguk-anggukkan kepala melihat bilah berwarna hitam karena darah ular raksasa yang dibunuh Sekar Arum.

"Pantas, sukma Naga Kumala enggan kembali ke tempatnya. Karena bilah ini ternodai darah ular yang sukmanya ia mangsa." Kata Mpu Barada. Semua yang mendengar ucapan Mpu Barada sama sekali tak memahami maksudnya.

"Baiklah, kita panjatkan doa bersama. Silahkan kalian duduk sempurna sambil melakukan sembah mustaka, aku ingin memohon ijin Hyang Widi untuk menyucikan kembali tombak ini. Dengan meminta pula bantuan Maha Dewa Pratala penjaga bumi, Hyang Ananta Boga raja diraja segala makluk melata di jagat ini."

Demikianlah, ketika Mpu Barada melantunkan doa, semua yang hadir di ruangan itu duduk dengan kedua lutut mereka serta menguncupkan tangan di atas kepala.  Mereka melakukan sembah mustaka bersama untuk memohon keselamatan dari Hyang Jagat Wisesa.

Cukup lama waktu berjalan maharesi guru suci Pangeran Erlangga itu melantunkan doa dan mantra.  Ketika berakhir semua yang duduk di depannya kini bersila. Menanti dan melihat guru suci itu bekerja.

Guru suci itu mengambil bumbung kecil dari saku bajunya. Kemudian melumuri seluruh permukaan bilah tombak Naga Kumala dengan cairan yang berada di bumbung itu. Lantas beliau menggosok bilah dengan daun sirih dan pinang, kemudian melumurinya dengan enjet atau adonan kapur. Setelah memanggangnya beberapa saat di atas lidah api pada perapian di dekatnya, ia menghujamkan bilah itu ke dalam tanah beberapa kali. Demikianlah kerja semacam itu dilakukan berulang-ulang.

Setelah lima kali ulangan ia minta agar sembada mencarikan air untuk membilas bilah itu. Setelah dikeringkan di atas nyala api, nampak bilah tombak itu kembali seperti wujudnya semula. Putih kebiruan dengan guratan pamor yang nampak menyala.

"Nah sekarang bilah tombak ini sudah bersih. Aku minta ananda Sekar Arum duduk bersila lima depa di depanku." Kata Mpu Barada.

"Kenapa aku harus duduk di depan Empu ?" Tanya Sekar Arum.

"Beliau ingin mengembalikan sukma Naga Kumala ke tempat asalnya, dalam bilah tombak itu. Tidak menempati ragamu yang bisa mengubah kepribadianmu Sekar Arum." Kata Ki Ageng Gajah Alit.

Mendengar hal itu segera Sembada berdiri dan menuntun Sekar Arum segera melangkah memenuhi permintaan Mpu Barada. Meski gadis itu nampak menurut dan kini duduk bersila di depan Mpu Barada, tetapi tiba-tiba matanya menyala.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun