Mohon tunggu...
Silvi Novitasari
Silvi Novitasari Mohon Tunggu... Jurnalis - Penulis Lepas

Penyuka kamu, buku, senja, dan keindahan. Sempat jadi orang yang ansos, tapi akhirnya jadi orang sosial lewat tulisan. Bahkan menjadi sarjana sosial :D

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Cerpen | Kenanga

27 November 2017   22:38 Diperbarui: 27 November 2017   23:31 1033
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Haha. Wahyu, ringankanlah langkahku. Tenanglah, tak perlu cemas. Meski jauh, kita masih bisa komunikasi. Via sosial media, Bunda masih akan berbagi cerita, dan kamu bebas membacanya."

Sebisa mungkin air mata kukuatkan. Namun tak urung, perasaanku tetap berjatuhan, seperti kelereng, bergelindingan ke lantai, ke kolong lemari, kursi, dan meja. Terlalu dalam akar pohon itu tertanam, maka saat dicabut, bumi sekitarnya pecah terguncang. Setelah sekian lama menjadi bagian hidupku dengan kasih sayangnya, sekarang Bunda akan menghilang dari mata.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun