"Iya ding, aku juga mau," Kelik nyengir lalu ke arah ibu warung, "Bu, mie rebusnya tiga, pake telor ya. Kopinya lima, kopi hitam."
"Baik de, ditunggu ya," sahut ibu warung.
Sepuluh menit, mie rebus yang mengepulkan asap beraroma berlomba dengan aroma kopi segera terhidang di hadapan masing-masing.
"Ade-ade ini pada mau kemana?" tanya ibu warung.
"Kita mau ke Sukamiskin bu," jawab Andi, "tapi kita kesorean ini, tadi mobilnya mogok. Sudah ga ada lagi ya bu, angdes?"
(Angdes maksudnya angkutan pedesaan)
"Ya sudah ga ada de, terakhir jam empat tadi."
"Apa ga ada alternatif kendaraan Ndi? Ojek atau delman gitu?" Iwan seperti biasa suka paling heboh.
"Ada, tapi nanti di desa Sukajaya. Di sana biasanya ada ojek yang mangkal, delman juga kadang-kadang ada."
"Kenapa ga dari terminal sini?"
"Masalahnya, dari terminal ini jarak desa yang pertama itu satu setengah kilo, melewati hutan dan perkebunan. Jadi ojek atau andong ga ada yang mau mangkal di sini."