Ada yang kaya, memiliki segalanya, tetapi selalu tampak kesedihan di wajahnya. Ada juga yang sederhana, tak memiliki segalanya, akan tetapi selalu tampak senyum di wajahnya (Hal. 82).
Hanya saja, dalam kutipan di atas menerangkan bahwa setiap nasib ada positif negatifnya tergantung dari sisi mana manusia itu berpijak dalam menegakkan sandarannya.
Jauh dari itu semua, dengan maksud untuk menyampaikan amanat yang ingin disampaikan pengarang menghadirkan beberapa tokoh yang menjadi dominansi dengan maksud memengaruhi pola pikir masyarakat. Salah satu tokoh tersebut adalah tokoh utama dan beberapai tokoh penting lainnya.
Adapun yang berperan sebagai tokoh utama dalam novel ini adalah seorang wanita yang bernama Angel. Tokoh Angel ini penceritaannya sangat dominan. Hampir disetiap bagian novel menceritakan mengenai keberadaan Angel baik sebagai pelaku maupun sebagai sumber permasalahan yang dibicarakan oleh tokoh-tokohnya. Pemunculannya sangat dipentingkan dan berpengaruh terhadap jalannya cerita. Pada awalnya tokoh Angel kecil digambarkan sebagai sosok yang polos nan lugu, seperti yang terkutip pada cuplikan di bawah ini. Â Â Â Â Â
"Rumah kita kenapa Kak? Kok gak ada?"
"Rumah kita telah digusur. Ayah dan ibu membangun rumah di tanah pemerintah."
"Lalu kita akan tinggal di mana?"
"Kakak akan cari tahu. Adik yang sabar, ya."
Angel pun menangis, ia tak rela rumahnya hilang begitu saja.
"Angel nggak mau...Angel mau di rumah. Angel maunya di rumah!" teriak Angel sambil menangis.
"Angel jangan nagis...Angel bilang apa sama kakak?