Mohon tunggu...
taufiq candra
taufiq candra Mohon Tunggu... Freelancer - Saya adalah mahasiswa di salah satu universitas swasta di Jakarta.

Saya menulis di kompasiana dalam rangka untuk belajar bagaimana menulis yang baik dan menginspirasi orang lain.

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Potret Jeritan Syair Anak Jalanan

28 Februari 2018   19:05 Diperbarui: 1 Maret 2018   11:58 993
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Seperti di luar dugaan, demi menyelamatkan adiknya Anton kemudian memohon bantuan kepada Om Rudy. Meskipun sebenarnya Anton sadar bahwa dengan melakukan itu bukanlah sebuah pilihan yang tepat, hanya saja keadaan adiknya yang sedang terbaring di rumah sakit dan sangat membutuhkan uang tebusan membuatnya memutar otak dan harus setuju mengikuti semua kemauan Om Rudy, termasuk salah satunya diadopsi oleh orang tua asuh. Tanpa dia sadari, setelah kepergiannya ke rumah orang tua asuh Anton pun menjadi korban organ trafficking (penculikan orang untuk diambil organ tubuhnya) yang dilakukan oleh Om Rudy.

Tapi apa yang terjadi, hingga Anton pergi dengan orang tua asuhnya seperti yang telah dijanjikan, Om Rudy tak memenuhi janjinya dan malah melarikan diri membiarkan Angel yang sedang dirawat di Rumah Sakit. Prihatin dengan keadaan Angel yang sebatang kara semenjak kepergian kakaknya, seorang diplomat yang sebelumnya membawa Angel ke rumah sakit bersama Anton memutuskan untuk mengasuh Angel sebagai anaknya setelah berbagai upaya telah dilakukan oleh ibu tersebut untuk menghubungi Om Rudy agar mau bertanggung jawab.

Akan tetapi, setelah datang kesembuhan yang seperti yang telah dinantikan. Angel tersadar dalam keadaan lupa ingatan akibat hentakan yang dialaminya pada peristiwa kecelakaan yang hampir merenggut nyawanya tersebut. Hal ini ditunjukkan pada penggalan paragraph di bawah ini

Angel akhirnya sadar dari koma. Benar saja apa kata dokter, ia tidak ingat kejadian yang menimpanya. Ia tidak ingat siapa namanya dan dari mana ia berasal. (Hal. 108)

Lupa ingatan seperti yang ditunjukkan pada kutipan yang satu ini, menjelaskan apa masalah baru yang ingin diangkat pengarang untuk meningkatkan kompleksitas dalam perjalanan alur yang dari novel ini.

Tak berakhir sampai di situ, kisah Angel berlanjut membawanya untuk tinggal di Australia. Kakak beradik ini pun berpisah tanpa sempat mengucapkan perpisahan. Hanya sebuah surat kecil untuk Tuhan yang menjadi surat terakhir mereka kepada Tuhan agar kelak mereka dipertemukan kembali.

Setelah beberapa tahun berlalu, Angel tumbuh menjadi gadis lulusan fakultas hukum yang berprestasi. Setelah sembuh dari lupa ingatan yang dialaminya, gadis ini bertekad untuk kembali ke Indonesia mencari keadilan atas kasus Anton kakaknya yang menjadi organ traffickingsekaligus membuat perhitungan dengan Om Rudy yang telah memisahkan keduanya untuk selamanya. Untung saja, semua rencana Angel mendapat dukungan penuh dari sang kekasih, Martin. Dengan lapang dada, pacarnya melepas Angel ke Indonesia.

Setelah menghabiskan sekian waktu untuk menemukan Om Rudy yang telah berpindah dari suatu tempat ke tempat untuk menghindari kejaran polisi, akhirnya Angel berhasil menyeret nama Om Rudy ke depan meja hijau. Hal ini terlihat jelas pada kutipan di bawah ini yang menjelaskan deskripsi kejadian di persidangan yang dihadiri oleh Angel yang juga dihadiri oleh Om Rudy sebagai terdakwah.

Angel lalu melangkah ke meja hakim dan menyerahkan salah satu amplop yang ia bawa tadi sebagai bukti kebenaran ceritanya. Hakim ketua kemudian membuka amplop coklat itu dan menemukan foto Angel dan Anton serta beberapa Salinan artikel yang diambil dari surat kabar belasan tahun lalu. Artikel-artikel ini berisi tentang kasus jual beli organ tubuh manusia di pasar gelap, termasuk yang menampilkan Anton sebagai salah satu korban. Hakim tertua tertegun dan memperlihatkan semua isi amplop itu kepada kedua hakim lainnya. Angel menoleh ke arah Om Rudy yang tengah menatapnya dengan ekspresi mengingat-ingat sesuatu. (Hal. 196)

Jelas peristiwa tersebut merupakan pusat tikaian yang amat ditunggu-tunggu oleh insan pembaca sebagai ajang pembukaan kedok kejahatan yang telah dilakukan oleh Om Rudy selama ini. Dalam penggalan di atas, pengarang Agnes Davonar sepertinya ingin membawa pembaca mengarahkan semua peristiwa yang terjadi dalam sebuah pembuktian di meja pengadilan, di mana di tempat ini buktilah yang berbicara. Apakah Angel yang menang ataukah Om Rudy dengan argumen pemutar balikan faktanya.

Namun setelah sampai di akhir cerita, pengarang novel Agnes Davonar membangun akhir cerita dengan dua jalinan peristiwa untuk menutup berbagai permasalahan kompleks yang telah dialami oleh tokoh-tokoh dalam novel ini. Hal ini dapat dilihat sepeti penggalan pendek di bawah ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun