Kutipan I
"Terima kasih .... Saya ingin memberitahu kamu informasi ini, mungkin tidak penting. tapi hanya ini yang bisa saya lakukan sekarang."
Om Rudy kemudian memberikan secarik kertas berisi sebuah alamat.
"Untuk apa ini?"
"Jantung kakak kamu didonorkan kepada keluarga anak yang sakit jantung ini. Anaknya telah selamat dan tumbuh dewasa. Mungkin kamu ingin melihatnya, untuk melihat sebagian hidup kakak kamu yang tersisa padanya." (Hal. 203-204)
Kutipan II
Foto keluarga itu adalah foto Wira bersama ayah dan ibunya, tunangan yang tengah dalam perjlalanan kembali dari Australia. Wira ternyata penerima donor jantung kakaknya. Angel semakin terkejut ketika ia juga melihat lukisan kertas karyanya di masa lalu. Angel ingat telah memberikan gambar yang kini dibingkai indah itu kepada seorang anak yang jantungnya lemah. Ia pun menyadari bahwa Wira adalah anak kecil yang pernah bertemu dengan ia dan Anton di lampu merah. Wira adalah anak kecil yang telah tumbuh dewasa karena jantung kakaknya. Angel merasa tak sanggup lagi berada di rumah itu lebih lama. (Hal. 208-209)
Sekilas jika dipikirkan, kedua kutipan di atas memiliki perbedaan arah tujuan pengarang dalam menutup cerita berdasarkan dua sudut pandang yang berbeda. Pada kutipan pertama, novel ditutup oleh pernyataan pengakuan bersalah yang dikeluarkan oleh Om Rudy. Sedangkan pada kutipan kedua pengarang menyusun sebuah titik pertemuan dalam membuka misteri yang amat mendalam tentang seseorang yang menjadi penerima jantung Anton yang taklain dan takbukan adalah pacarnya Angel yaitu Martin yang juga merupakan teman masa kecilnya.
Sejenak, dapat disimpulkan bahwa novel ini menggunakan alur maju dalam penyusunan gaya ceritanya. Hal ini bisa dilihat dari timelinenovel yang terus menanjak tanpa sebersit kejadian timbal balik atau flashbackyang dilakukan oleh pengarang dalam pengisahan cerita. Selain itu, jika ditinjau dari pengembangan cerita yang menggunakan hubungan sebab-akibat dapat dikatakan bahwa novel ini menggunakan alur maju mengikuti perkembangan cerita yang terjalin.
Di lain sisi, selain bercerita tentang kehidupan anak jalanan di Indonesia seperti yang ditunjukkan oleh kutipan di bawah ini.
Angel dan Anton akhirnya tiba di Jakarta, berjalan dari sudut jalanan kota menuju rumah yang telah lama ditinggalkan. Dengan penuh gembira, mereka melangkahkan kaki untuk kembali ke rumah berdinding tipis yang sudah sangat mereka kenali. (Hal. 23)