Mohon tunggu...
taufiq candra
taufiq candra Mohon Tunggu... Freelancer - Saya adalah mahasiswa di salah satu universitas swasta di Jakarta.

Saya menulis di kompasiana dalam rangka untuk belajar bagaimana menulis yang baik dan menginspirasi orang lain.

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Potret Jeritan Syair Anak Jalanan

28 Februari 2018   19:05 Diperbarui: 1 Maret 2018   11:58 993
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Buku dan pensil, Om...untuk belajar membaca. Kakak ajarin aku membaca."

Dengan kasar, Om Rudy mengambil pensil dan buku itu. Dipatahkannya pensil itu dan dirobeknya buku di hadapan Angel dan Anton. Angel pun menangis dan Anton spontan memeluk adiknya.

"Buku dan pensil ini tidak bisa kasih kalian orangasuh asuh.

Uang yang bisa kasih kamu mereka. Untuk apa semua ini? Cari duit yang banya itu lebih penting. Sana kalian tidur!" (Hal. 56-57)

Hanya saja kepiawaiannya menyembunyikan kebenaran dari anak-anak yang lugu dan tak pernah mengenyam pendidikan ini mampu mengubah perspektif tentang siapa yang salah dan siapa yang benar dalam balutan kata manisnya yang berbisa. Hal ini dapat dilihat dari permohonan maaf yang Om Rudy lakukan untuk membujuk Angel dan Anton agar tidak marah dan mau bekerja.

"Om Rudy minta maaf kalau kemarin bersikap kasar. Om Rudy sedang pusing dan banyak pikiran. Ini buku dan pensil baru untuk Angel. Angel bisa belajar menulis lagi mulai hari ini."

Pada kutipan di atas tadi, secara gamblang Agnes Davonar sebagai penulis menerangkan bagaimana jahatnya tokoh Om Rudy yang egois dan mampu memperbudak anak kecil melalui kata-kata manisnya yang terbalut maksud untuk memperkaya diri. Tanpa harus bekerja tokoh Om Rudy mampu hidup nikmat dengan mengggunakan anak-anak jalanan yang ia kumpulkan sebagai sumber mata pencaharian yang tidak akan terputus. Dengan balutan janji manis, memberikan anak-anak tersebut orang tua asuh. Ia mampu menggunakan semua anak jalanan tersebut untuk kebaikan dirinya.

Tokoh selanjutnya, yang juga memiliki peranan penting dalam membangun efek dramatis dalam novel ini adalah Anton. Dalam novel ini Anton diceritakan sebagai seorang kakak yang sangat menyanyingi adiknya Angel seperti kutipan di bawah ini.

"Sabar ya, Adik...Kalau hujannya sudah reda nanti kakak cariin makanan."

"Adik nggak mau makan nasi sama garam lagi..."

Sang kakak tersenyum, tangannya membelai kepala Angel dengan penuh kehangatan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun