***
"Pradi, sampai dimana perkembangan undangan pernikahanmu? Ini daftar teman Bapak dan Ibu yang kami undang. Ingat ya, jaga kesehatanmu. Di hari bahagiamu, kamu harus tampil luar biasa." Ibu memulai perbincangan yang sebenarnya tak kuharapkan.
"Iya Bu, pasti Pradi ingat pesan Ibu. Ibu perhatian sekali. Love you Bu. He he he..." aku tertawa padahal hatiku kecut sekali.
Hari H semakin dekat. Apa yang harus kulakukan? Seribu kegalauan menghampiri pikiranku. Kenapa Yulia. Kenapa kau hadir di saat tak tepat. Andaikan kita bertemu setahun lalu. Tentu hari ini kita bahagia. Apakah Yulia menyukai aku? Ah aku terlalu percaya diri. Belum tentu juga Yulia mau menikah dengan aku. Aku belum bisa mendekatinya. Meski kekagumanku akan kehalusan bahasa dan kecantikannya semakin dalam.
***
"Maaf Bu Yulia, kepala sekolah bilang Ibu ditunjuk sebagai penanggung jawab pembangunan Perpustakaan ya?"
"Benar Pak. Saya tidak tahu menahu tentang pembangunan gedung. Gimana ya Pak?"
"Oh, gampang Bu. Kan ada saya. Nanti Ibu saya ajari."
"Baik Pak Pradi. Terima kasih."
"Jadi kalau saya membutuhkan apa-apa yang berkaitan dengan pembangunan, saya menghubungi Ibu kan?"
"Ya begitulah Pak Pradi."