Lalu ketika ANTV mulai mencoba bangkit (meski belum sepenuhnya membaik) saat masuknya Star TV sebagai pemegang 20% saham, Bakrie Group mengambil alih kepemilikan Lativi dan mengubahnya menjadi tvOne sejak Februari 2008.
Keduanya lantas dikonsolidasikan di bawah naungan PT Visi Media Asia Tbk atau VIVA Group.
TPI yang sudah bergabung dengan MNC Group sejak 2003 baru melakukan rebranding menjadi MNCTV pada 20 Oktober 2010 karena alasan komersial.
Saat MNC Group memutuskan membawa TPI "berobat" ke Markplus Inc., disimpulkan bahwa rebranding harus dilakukan untuk menggenjot kinerja perusahaan dari segi pendapatan iklan.
Sebab pada tahun 2009, TPI secara peringkat kepemirsaan menempati urutan keempat namun dari sisi revenue iklan berada di bawah sejumlah stasiun TV lain (termasuk Trans7) sekalipun masih tercatat profitable.
Lalu ada pula Indosiar yang bergabung dengan SCTV di bawah naungan Emtek Group sejak 2011, meski proses menuju akuisisinya yang sudah dimulai sejak 2006 melalui skema tukar guling dengan kepemilikan saham London Sumatra Indonesia (Lonsum) sempat mengalami berbagai kendala.
Akuisisi "spektakuler" inilah yang menjadi titik awal Emtek Group menjadi jauh lebih berkembang seperti sekarang, lantaran SCTV dan Indosiar sudah memiliki nama besar dan jangkauan siaran yang sangat luas.
Adapun salah satu hal yang melatarbelakangi penjualan Indosiar ke Emtek Group tak lepas dari kinerjanya yang mengalami penurunan sejak 2005 hingga 2010, walaupun sempat mencoba bangkit di tahun 2008 melalui program Supermama, Super Star, Super Seleb, Super Soulmate, hingga Super Twins.
Ini ditambah dengan adanya skandal yang menyeret nama sejumlah oknum direksi (saat itu) hingga menyebabkan Indosiar mengalami kendala finansial dan berdampak pada terabaikannya hak-hak sejumlah pekerja di masanya.
2011-2017: Gelombang Baru TV Swasta, Dimulainya Era Konvergensi Media, Hingga Bangkitnya VIVA Group
Pasca berakhirnya era merger dan akuisisi, sejumlah TV swasta baru kembali bermunculan seperti Kompas TV, B Channel (sekarang RTV), dan NET. yang mencoba memikat pemirsa di tengah riuhnya persaingan dari sesama anggota ATVSI.