Mohon tunggu...
Rhaisya Agustian
Rhaisya Agustian Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Pelajar SMA Negeri 1 Padalarang

Pelajar

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Novel Sejarah Mohammad Hatta

20 November 2021   16:54 Diperbarui: 20 November 2021   16:57 733
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Setelah selesai bersantai meminum kopi, ia pergi mandi. Hari ini Hatta memiliki jadwal untuk pergi ke kampus. Hanya mengambil hasil ujian kelulusan, bukan urusan rumit. Setelah ujian, memang Hatta merasa jauh lebih santai sekarang. Ia merasa bahwa, tidak ada lagi tanggung jawab yang berat baginya. Yang ia lakukan sekarang hanyalah menunggu waktu dimana ia bisa kembali ke kampung halamannya di Indonesia. Karena pasalmya ia sudah rindu sekali dengan anggota keluarganya disana.

Hatta tiba di kampus sedikit lebih awal, karena ia berniatan untuk mengunjungi perpustakaan untuk membaca sebentar. Jika sudah dijadikan hobi, meskipun banyak yang menganggap membaca itu membosankan, bagi Hatta membaca merupakan kegiatan yang menyenangkan dan bahkan dapat menghilangkan penat. Dengan membaca, Hatta dapat menghibur diri dari suasana yang suntuk dan penat. Bagaimana tidak, ia sudah mulai menggemari kegiatan membaca sejak ia kecil. Dan mulai serius dan menjadikannya suatu keharusan setiap harinya saat ia beranjak ke usia remaja. 

Saat sudah masuk waktunya untuk pembagian hasil tes akhir, Hatta masuk ke ruangan tempat kegiatan pembagian nilai berlangsung. Ia duduk di kursi yang sudah tersedia di dalam sana. Menunggu giliran namanya untuk dipanggil maju dan mengambil habis ujian. Hatta sudah sangat pebasaran terhadap hasil ujiannya. Hasil, dari kerja kerasnya selama ini. Setelah belajar dengan giat dan sungguh-sungguh, ia ingin mengetahui apakah usahanya selama ini setimpal dengan apa yang diusahakan. Hingga saat Hatta mulai menikmati waktu menunggu dengan membaca, tiba-tiba nama ia dipanggil untuk maju kedepan dan pergi mengambil hasil ujian. Begegas maju kedepan mengambil hasil tes, kemudian barlalu keluar ruangan. Hatta belum melihat hasilnya. Kertas hasil ujiannya masih berada dalam amplop coklat yang disegel dengan rapih. Ia berniatan untuk membuka amplop tersebut saat tiba ke rumah tempat tinggalnya.

Kendaraan terhenti didepan tempat tinggal Hatta. Hatta pun turun dari mesin beroda empat tersebut. Ia berjalan sedikit hati-hati karena jalanan yang licin akibat salju. Mulai memasukan kunci rumah lalu membukakan pintu. Nampak bahwa kedaan diluar rumah mulai semakin dingin, maka Hatta bergegas masuk kedalam rumah. Berusaha menghangatkan badan yang mulai menggigil akibat udara dingin yang menusuk.

Kembali berotak atik di dapur, Hatta membuat minuman hangat kembali untuk dirinya menghangatkan badan. Namun, bedanya dengan tadi pagi adalah, kali ini yang Hatta buat bukanlah secangkir kopi melainkan coklat panas yang aromanya lembut dan menenangkan. Ia berjalan menuju sofa di ruang kerjanya. Tempat dimana ia menghabiskan waktu untuk belajar ataupun mengerjakan sesuatu dengan ditemani oleh buku-bukunya yang berjejer rapih di rak pada dinding ruangan. 

Mendudukan bokongnya pada sofa empuk lalu menyeruput sedikit cokelat panas buatannya tadi, sebelum membuka amplop hasil ujian. Hatta buka segel amplop tersebut dengan hati-hati. Pasalnya, ia tidak ingin merusaknya. Hatta merupakan tipe orang yang menyukai segala sesuatu yang rapih dan tertata dengan baik. Oleh karena itulah, ia banyak menyimpan berkas-berkas yang tertata dengan rapih keberadaannya. 

Setelah segel terbuka, ia ambil kertas hasil ujiannya. Kertas itu ia buka lipatannya. Setelahnya, Hatta dapat melihat secara jelas hasil dari ujian akhirnya. Disana dituliskan hasil ujian Hatta yang lebih dari kata cukup. Hasil ujiannya sangat baik dan hampir menyentuh kata sempurna. Hatta yang mmelihat hal tersebut merasa lega yang bersyukur akan hasil yang ia dapatkan. Kembali menyeruput cokelat panasnya. Anehnya, kali ini cokelaat panas yang ia buat terasa tidak semanis sebelumnya. Apakah ini efek setelah ia mendapati kenyataan yang lebih manis daripada susu cokelatnya, begitu kira-kira anggapnya. Mungkin akibat dari rasa senang yang berlebih, menjadikan Hatta seorang pembuat kalimat handal.

"Alhamdulillahh..., berkat usaha, do'a dan tawakal, aku dapat memperoleh hasil yang baik. Selamat Hatta! Aku bangga padamu Hatta." Akibat dari kesendiriannya selama di Belanda, Hatta menjadi sering membuat kata-kata penyemangat untuk dirinya sendiri. Berusaha mendapatkan morivasi untuk terus berjuang dan berusaha dengan giat. 

Upacara kelulusan telah diselenggarakan. Hatta banyak mendapatkan ucapan selamat dari mahasiswa yang ada di universitasnya. Karena Hatta yang pernah terlibat dalam sebuah organisasi, namanya tidak sedikit dikenal oleh mahasiswa disana. Setidaknya, masih terdapat orang-orang yang melek akan kebenaran saat itu. Masih ada orang-orang yang pro terhadap Hatta.

Tibalah saatnya dimana Hatta menemui waktu untuk kembali ke negeri asalnya. Sudah 11 tahun lamanya sejak saat pertama kali ia berangkat ke Belandaa. Rasanya sudah lama sekali ia berada di Belanda. Telah banyak sekali hal yang ia rindukan dari Indonesia. Hatta berkemas-kemas barang penting yang harus ia bawa pulang ke Indonesia. Namun, jika terdapat barang yang terbilang tidaak terlalu penting untuk dibawa, maka ia akan tinggalkan barang tersebut.

"Sepertinya semua barang-barang penting telah selesai aku kemas. Tinggal sisa buku-buku ku saja yang belum aku kemasi" gumam Hatta yang mencoba mengingat-ingat barang penting yang belum sempat ia kemasi.

HALAMAN :
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun