“Boleh aku masuk?”
Wina tertawa. “Boleh dong, Sayang.”
Bola Mata Wina langsung membesar begitu pintu terbuka. Dia menutup mulut dengan telapak tangan kanannya. Dengan masih mengenakan celana pendek dan kaosnya tadi, Reza membawa sesuatu di kedua tangannya. Wina menahan haru. Dia melihat di tangan kanan suaminya itu ada sebuket besar mawar merah yang sangat indah. Itu mawar merah terindah yang pernah ia lihat. Dan di tangan kirinya! Dia serasa mau meleleh melihat apa yang ada di tangan kiri suaminya itu. Sebuah piring kecil dengan potongan tiramisu cake favoritnya!
“Ini untukmu, Sayang.” Reza menyerahkan kejutannya sambil berlutut. Wina yang duduk di pinggir tempat tidur segera mengambil bunga mawar dan tiramisu cake favoritnya itu. Kilau matanya terus berbinar melihat keduanya.
“Ini…untuk apa, Sayang? Ulang tahun pernikahan kita kan bukan hari ini. Mmm…ulang tahunku juga bukan hari ini deh.”
Reza menggeleng sambil tersenyum, “Memang bukan.”
“Tunggu,” Reza mengacungkan telunjuknya dan bangkit berdiri. Dia mengambil sesuatu dari dalam lemari. Sebuah kepingan CD. Kemudian ia menuju CD player di bawah meja televisi dan memutarnya. Setiap sisi tubuh Wina langsung merinding begitu mendengar opening piano yang menggema pelan.
My Love
There’s only you in my life
The only thing that’s bright
Lagu Endless Love mengalun lembut di kamar mereka.