Mohon tunggu...
Razan Tata
Razan Tata Mohon Tunggu... Mahasiswa -

Hanya seorang pria yang suka menulis banyak hal :)

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Ramuan Ungu

19 Maret 2016   11:36 Diperbarui: 19 Maret 2016   12:42 43
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

          Wina menggeleng cepat dan singkat. Dia memegang bahu Reza.

          “Kamu tidak perlu minta maaf untuk itu. Aku nggak papa kok. Aku malah senang berhenti dari kerja untuk mengurus anak kita.” Wina tersenyum menenangkan.

          “Dan aku ingin minta maaf untuk yang satu lagi…”

          Wina mengedikkan kepalanya. Dia hanya diam kali ini dan menunggu suaminya itu untuk melanjutkan.

          “Aku minta maaf waktu itu…” Reza terhenti. Suaranya bergetar. “Aku minta maaf karena sudah menuduhmu berselingkuh…”

          Wina langsung mengangkat kepala sambil memejamkan matanya kuat-kuat. Air kepiluan memenuhi setiap rongga matanya dan mulai menjatuhi pipinya yang putih.

          Wina memang merasakan sakit yang teramat dalam karena itu. Hatinya seperti ditusuk belati berkali-kali ketika Reza, suami yang sangat dicintainya itu menuduhnya berselingkuh dengan mantan rekan kerja di kantornya dulu. Seorang pria yang sebenarnya juga hanyalah sahabatnya dari kecil. Yang mungkin saja karena saking dekatnya membuat orang lain berpikir yang bukan-bukan, termasuk Reza yang dikenalnya sangat pencemburu. Tapi mau bagaimana pun, siapa yang tidak sakit hati ketika suaminya tercinta mengatakan dirinya adalah seorang wanita peselingkuh. Menuduhnya yang tidak-tidak di tahun ke-5 pernikahan mereka.

          Walaupun perdebatan mereka saat itu perlahan menguap seiring berjalannya waktu. Rasa sakit itu tetap melekat. Hati yang retak tak pernah bisa kembali utuh dengan mudahnya. Apalagi Reza tidak pernah meminta maaf atau menarik kata-katanya tersebut.

          Kalau ditanya apakah dia membenci suaminya? Wina tidak tahu. Yang dia tahu pasti, rasa cinta dan kasih sayangnya kepada Reza tidak pernah berkurang sedikit pun. Tak pernah juga ia terpikir ingin meninggalkan suaminya.

          Dia juga sudah berusaha mengusir sakit hatinya berkali-kali. Berpikir positif mungkin saja suaminya hanya khilaf. Atau pun berusaha memahami jika Reza berpikir seperti itu karena dia memang seseorang yang sangat pencemburu. Tapi semua upaya itu selalu gagal. Rasa perih itu tidak mau menghilang.        

          Dan hari ini permintaan maaf dari suaminya akhirnya datang juga. Sebuah maaf yang diminta dengan kejutan yang tidak ia pungkiri membuatnya sangat terharu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun