“Lagu wajib kita,” kata Reza sambil duduk dengan kursi yang digeser ke hadapan istrinya.
Wina tersenyum. Matanya terasa panas. Dia mengulum bibirnya.
“Sayang, aku sangat mencintaimu. Aku adalah pria yang paling beruntung sedunia. Pria yang mendapatkan seorang bidadari di sisinya. Bidadari yang bernama Wina Dianasari.” Reza menggenggam kedua tangan istrinya itu dan menatap matanya dalam-dalam. Lagu Endless Love masih mengalun dengan tenang.
“Dan aku ingin minta maaf jika selama ini belum menjadi pria yang terbaik bagimu. Belum menjadi imam yang baik bagi keluarga kecil kita. Belum menjadi ayah yang hebat bagi Dafa.”
Wina menggeleng cepat. Air mata mulai menggenangi kedua kelopak matanya.
“Kamu jangan berkata begitu, Sayang. Kamu adalah pria terbaik yang aku dapatkan. Dafa juga beruntung bisa memiliki ayah yang hebat seperti kamu.”
Reza turun dari kursi dan berlutut di depan istrinya.
“Aku ingin minta maaf…”
“Minta maaf apalagi, Reza sayang?”
Reza terdiam. Dadanya bergemuruh.
“Aku minta maaf karena dulu telah meminta babysitter untuk mengasuh putra kita yang masih kecil. Yang akhirnya malah membuat kamu berhenti bekerja untuk mengurus Dafa.”