Mohon tunggu...
Ragile (Agil)
Ragile (Agil) Mohon Tunggu... Administrasi - seorang ayah yang kutu buku dan pecinta damai antar ras, agama, dan keyakinan

"Tidak penting SIAPA yg menulis, yg penting APA yg ditulis" (Ragile 2009). Pendiri #PlanetKenthir. Pro #Gusdurian. Lahir: 1960. Kuliah Sastra Inggris. Gawe Software Komputer ; Keuangan. Nama: Agil Abdullah Albatati (Engkong Ragile). FB: Agil Abd Albatati. Twitter: @KongRagile. Alamat: Kemang Jakarta Selatan

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Milos, Z, & Kawanan Beru

2 Juni 2016   14:43 Diperbarui: 2 Juni 2016   14:56 112
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

“Kurasa tidak, biar bagaimana pun kawanan Beru tidak akan pernah membunuh temannya sendiri.”

“Mengapa kau seyakin itu?”

“Contohnya saja C, mereka sangat membenci kejahilannya. Namun setelah ia keracunan rubah dan mati, mereka menguburkannya dengan sangat baik dan diiringi oleh deraian air mata.”

Milos mengangguk tanda mengerti, ia melengak ke arah awan yang semakin dekat. “Apakah kita akan berjumpa lagi?” Suara Milos terdengar penuh harap.

“Entahlah, dunia itu sangat luas.”

“Siapa namamu sebenarnya. Aku yakin namamu tidak hanya Z kan?”

Z tersenyum. Namun belum sempat menjawab, tubuh mereka sudah tenggelam ke dalam awan, lalu terlempar ke dalam cahaya.

~~~

Milos terbangun ketika mendengar suara mobil berhenti di depan rumahnya. Ia perlahan menuju jendela. Hari itu hari minggu. Ayahnya sedang memotong rumput halaman sedangkan Ibunya menata kebun bunga kecil yang ada di pojok halaman depan.

Milos turun berlari, keluar menghampiri ke-2 orang tuanya, dipeluknya Ibunya tiba-tiba sambil berbisik. “Maafkan Milos ya Bu.” Diciumnya pipi Ibunya, lalu ia beralih pada Ayahnya. “Milos minta maaf ya Yah.” Ucapnya lagi.

Ke-2 orang tuanya heran dengan tingkah Milos. Dalam hati Milos bersyukur memiliki orang tua yang lengkap, dan ia pun sadar ternyata hidupnya jauh lebih bahagia dari kebanyakan orang yang pernah dijumpainya. Senyumnya bagai pelangi setelah hujan turun deras.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
  16. 16
  17. 17
  18. 18
  19. 19
  20. 20
  21. 21
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun