Mohon tunggu...
Ragile (Agil)
Ragile (Agil) Mohon Tunggu... Administrasi - seorang ayah yang kutu buku dan pecinta damai antar ras, agama, dan keyakinan

"Tidak penting SIAPA yg menulis, yg penting APA yg ditulis" (Ragile 2009). Pendiri #PlanetKenthir. Pro #Gusdurian. Lahir: 1960. Kuliah Sastra Inggris. Gawe Software Komputer ; Keuangan. Nama: Agil Abdullah Albatati (Engkong Ragile). FB: Agil Abd Albatati. Twitter: @KongRagile. Alamat: Kemang Jakarta Selatan

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Milos, Z, & Kawanan Beru

2 Juni 2016   14:43 Diperbarui: 2 Juni 2016   14:56 112
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dengan susah payah, Milos meronta-ronta dari jaring, ia berhasil keluar dari jerat jaring yang lengket itu. Pari terbang kaku seperti batu, tidak lagi menyala, tidak juga terlihat hidup, membatu begitu saja. Milos duduk di atasnya mencari-cari tanduk yang sudah lenyap begitu saja. Apa pari ini mati? Pikirnya sambil mendekatkan telinga ke tubuh si pari. Terdengar suara detak jantung lemah bercampur suara ngorok yang lembut.

“Astaga, tertidur.” Pekik Milos kesal.

Jejak Monster raksasa yang tadi menyeretnya terlihat jelas menuju arah hutan, tak ada  pilihan lain selain mengikuti jejak tadi, ditambah lagi rasa penasarannya, mengapa Monster sebesar itu bisa ketakutan terbirit-birit padanya. Saat mencoba menyeret pari dengan menarik ekornya, pari itu sangat berat, mustahil untuk diseret, dan pari itu pun ditinggalkan begitu saja.

Memasuki daerah hutan, aroma harum dan segar masuk ke rongga hidung, Milos berhenti melangkah, bersandar di sebuah pohon besar untuk mengatur napas.

“Bocah!” Terdengar suara dari pohon tadi.

Milos kaget dan mundur beberapa langkah.

“Naik ke sini, cepat sembunyi. Kawanan Beru menuju kemari.”

Milos melengak mencari asal suara tadi.

“Cepat naik sebelum mereka menemukanmu.”

Suara langkah berat terdengar dikejauhan. Tanpa berpikir panjang, Milos memanjat pohon tadi, ketika mencapai atas pohon terlihat seorang bocah seumuran dengannya, duduk di dahan pohon mengenakan celana panjang dengan kaos lengan pendek lusuh, wajahnya tak kalah lusuh dengan bajunya. Ia mengenakan topi kertas bertanduk menutupi rambutnya yang hitam. Isarat jari telunjuknya menyuruh Milos untuk membisu dan jangan bergerak.

Sekawanan Monster seperti yang sebelumnya dilihat Milos berlalu di bawah mereka. Mereka berlari dengan cepat dan gaduh. Ada 3 Monster tepatnya, 1 diantaranya mengenakan pita merah muda di antara kuping runcingnya. Milos tahu kawanan Monster itu berlari ke arah mana. Tak lama kemudian terdengar suara debat mereka di tengah gersang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
  16. 16
  17. 17
  18. 18
  19. 19
  20. 20
  21. 21
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun