Tiba-tiba seekor pari terbang muncul di bawah tubuh Milos, mengangkatnya ke atas. Z meloncat naik ke atas pari dan berpegangan pada tanduk pari. Saat pari melesat lurus ke depan ke arah kawanan Beru, pegangan Milos terlepas, ia terpental sedikit ke belakang, namun tangannya sigap menangkap ekor pari, dan ia melayang bagaikan layang-layang putus.
“Aku akan mengendalikan pari ini. Kau bertahanlah.” Z berteriak ke arah Milos yang ada di belakangnya. Mereka meluncur kembali ke dalam hutan.
“A kepung mereka.” Teriak B sambil berpaling ketika Pari yang ditunggangi oleh Z dan Milos melesat di sampingnya.
A meloncat coba menangkap, namun pari terlalu cepat, ia pun terbentur ke pasir. E berlari coba mengejar, tapi langkahnya terlalu pendek untuk bisa menyaingi kecepatan pari terbang.
Z memiringkan tubuhnya agar pari bisa berbelok menghindari pohon kelapa. Pari membelok dengan kencang melewati D yang berteriak menyemangati. Milos coba bergerak sedikit demi sedikit dari ekor pari, merangkak hati-hati agar tidak terjatuh.
“Hati-hati, takutnya ada jebakan jaring.” Ucap Milos yang akhirnya bisa berpegangan pada Z.
“Aku tahu. Karena aku dan D yang memasang jebakan-jebakan itu.” Z mencoba tersenyum.
Pari sudah lebih mudah dikendalikan, memutar 360 derajat, lalu kembali menuju pantai.
A, B, dan E sudah menunggu siap menangkap mereka. Pari yang bercahaya akan memudahkan kawanan Beru melihat sasaran mereka, walau sebenarnya mata mereka tidak terlalu bagus melihat, apalagi di malam hari.
“Mereka datang lagi!” Teriak A memperingatkan B dan E.
Milos meliuk-liukan pari dengan gesit, menghindari E dan B yang meloncat ingin menangkap mereka. Tak ada yang berhasil, kerja keras mereka nihil. Kini tersisa A yang ada di depan merentangkan tangan dengan wajah marah beringas.