Pari melesat lebih cepat, lurus ke arah A, tak bisa lagi membelok atau memperlambat kecepatan, lurus dengan pasti. Milos dan Z berteriak kencang, pasrah tanpa pilihan. Tabrakan itu keras tepat di perut A, membuat mereka terlontar ke depan bersama pari yang terhempas ke atas pasir.
A memeluk Milos dan Z sangat kencang, ia membuka mulutnya memperlihatkan taring runcing berhias lidah merahnya. Namun belum sempat ia memasukkan Milos dan Z ke dalam mulutnya, tubuhnya terhempas ke atas air laut. Sontak ia kaget dan melonggarkan cengkraman tangannya. Milos dan Z terlepas. A berguling di bibir pantai dengan bulu basah.
Milos dan Z terlempar ke dalam air, tubuh mereka tenggelam sejenak. Beberapa ekor ubur-ubur terlihat berenang ke permukaan, siap terbang menuju awan. Bersama-sama, Milos dan Z berenang ke permukaan, berpegang pada seekor ubur-ubur besar dan duduk di atasnya.
“Apa binatang ini akan menyengat?” Tanya milos pada Z yang mengatur napas.
“Tidak. Mereka ke awan untuk mengambil listrik dan menukarnya dengan permen.”
Milos tunduk, bisa dilihatnya permen dan coklat di dalam tubuh ubur-ubur yang transparan. Mereka bergerak ke atas semakin tinggi menuju langit.
“Horeeeeeeeeee.” Suara D bersorak sambil melambai ke arah Milos dan Z.
Milos dan Z tersenyum, membalas lambaian D. Sedangakn A masih berguling-guling di atas pasir mengeringkan badannya. B dan E mencoba membantu A.
“Terima kasih.” Ucap Milos pada Z yang duduk di sampingnya.
“Aku juga, terima kasih. Akhirnya kita bisa pergi dari pulau ini.”
“Bagaimana dengan D, apa mereka akan menyakitinya?” Milos cemas sambil melihat ke bawah.