Z berhenti melangkah dan berpaling ke arah Milos yang juga sontak berhenti melangkah. “Karena aku tahu dan lama di sini. Berhentilah bertanya, nanti kau juga mengerti apa yang akan kita hadapi untuk bertahan hidup.”
Saat mencapai muara gua yang memperlihatkan gelapnya lorong gua. Z mengeluarkan senter dari dalam kantong bajunya yang tak disadari Milos. Kantong itu seperti kantong sulap, tiba-tiba saja sebuah senter diambilnya dari sana.
“Perhatikan langkahmu.” Ucap Z memperingati Milos.
Lorong gua tadi cukup panjang, beraroma permen dan hangat. Di ujung lorong terlihat cahaya dari dalam botol yang ada di atas meja kayu. Botol tadi berisi kawanan ulat menyala macam kunang-kunang. Di sana terdapat sebuah lemari tua, sebuah tempat tidur kayu, perapian yang menyala dan tungku kecil disamping perapian.
“Z!” Suara itu semeringah macam raungan.
Terlihat Beru kecil mencuat dari balik meja, wajahnya campuran lucu dan mengerikan, ia memiliki satu tanduk di tengah kepalanya seperti unicon. Mulutnya ternganga ketika melihat Milos berdiri di samping Z.
“Z, kau punya bayangan.” Ucapnya kaget.
Z tertawa. “Dia bukan bayanganku, dia adikku. Namanya M. Dan M, perkenalkan ini D.”
D melambaikan tangannya.
&&&
3.