Mohon tunggu...
Putri Permata
Putri Permata Mohon Tunggu... Penulis - Pelajar

Jangan pernah merendahkan siapapun dalam hidup, bukan karna siapa mereka tapi siapa kita?

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Yakin Mau Menyerah?

15 Februari 2021   10:46 Diperbarui: 15 Februari 2021   11:05 529
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hari ini diadakan ulangan harian Fisika, untung saja aku sudah mulai terbiasa dengan berbagai konsep Fisika. Siswa 11 MIPA 5 terdiri dari 20 siswa, Bu Leni membagi siswa menjadi dua sesi, agar menghindari berbagai kecurangan. Bu Leni adalah seseorang yang perfeksionis dan sangat membenci apapun bentuk kecurangan yang dilakukan para siswa nya. Jika ada yang berbuat curang, Bu Leni tidak segan untuk mempermalukannya dan mengeluarkan kata-kata yang bisa menusuk langsung tepat sasaran pada hati.

Ulangan segera dimulai, aku dan Reina berbeda sesi. Reina sesi pertama dan aku sesi kedua. Saat sesi pertama sudah selesai, terlihat wajah Reina yang sangat merasa jengah dengan soal fisika.

"Bagaimana Re? mudah kah?" tanyaku pada Reina.

"Mudah? Mana ada! Sulit sekali, membuat aku jadi migrain." Jawab Reina sambil memijat kepalanya.

Lalu sesi kedua pun dipersilahkan masuk. Saat di dalam kelas, suasana menjadi hening seketika. Saat aku sedang mengerjakan soal terakhir, tiba tiba Widya memanggilku. Ia berniat meminjam penghapus, lalu beberapa saat kemudian Widya memanggil Bu Leni. Setelah Bu Leni menghampiri Widya, Bu Leni langsung menarik kertas ulanganku dengan kasar.

"Oh pantesan kamu bisa menyelesaikan soal-soal ini dengan mudah, kamu nyontek Narisha?!" ucap Bu Leni sambil menggebrak meja.

"Hah nyontek Bu? Narisha enggak nyontek Bu, Narisha belajar kemarin malam." Jawabku

  "Ini apa?! Widya menemukan kertas CONTEKAN ini pada penghapus kamu, Narisha Aulia Putri Azzahra!" ucap Bu Leni sambil memperlihatkan kertas dan sedikit penekanan pada kata 'contekan'.

"Tapi Bu, Narisha," belum sempat aku meneruskan ucapanku, Bu Leni langsung memotong, dan mengeluarkan kata-kata yang menyentuh hati dengan setuhan tajam.

"Kamu itu Narisha yang mengikuti seleksi olimpiade Fisika untuk perwakilan tahun ini kan? Bagaimana tanggapan sekolah lain jika tahu salah satu peserta olimpiade Fisika dari Nuski itu sangat cerdas, cerdas sekali dalam hal contek mencontek? Kamu berniat mempermalukan nama Nuski, Narisha? Sudah berapa jauh kamu mempersiapkan contekan untuk seleksi Olimpiade nanti? Atau bahkan kamu sudah mempersiapkan hal curang lainnya? Jawab Ibu Narisha!" jelas Bu Leni tanpa henti.

"Tidak Ibu, semua itu tidak benar. Narisha tidak mecontek Ibu." Jawabku

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun