Mohon tunggu...
Putri Permata
Putri Permata Mohon Tunggu... Penulis - Pelajar

Jangan pernah merendahkan siapapun dalam hidup, bukan karna siapa mereka tapi siapa kita?

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Yakin Mau Menyerah?

15 Februari 2021   10:46 Diperbarui: 15 Februari 2021   11:05 529
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Aku terus mencoba untuk menyempatkan waktu belajar soal-soal tes beasiswa Jepang. Tidak sedikit orang yang tidak percaya bahwa aku bisa memenangkan beasiswa itu. Hingga waktunya tiba untuk aku mengikuti tes pada akhir semester kelas 11. Ternyata saat aku sudah mencobanya, telah diumumkan bahwa aku gagal. Banyak perkataan orang yang membuat aku semakin merasa gagal.

Aku sempat ingin menyerah bukan karena malas untuk membagi waktu belajar pelajaran sekolah, olimpiade Fisika dan tes beasiswa. Hal yang paling mendukungku untuk menyerah adalah ekonomi keluargaku saat ini. Ayahku sudah tidak bekerja dan ia sakit-sakitan. Kak Shea dan Kak Jane selalu bertengkar masalah uang. Kak Jane sudah bekerja sekarang, namun harus membiayai kuliah Kak Shea. Sekarang saja sudah terlihat bahwa Kak Jane merasa kelelahan dan sulit untuk membagi uang, bagaimana jika aku kuliah nanti. Apakah aku harus memilih untuk bekerja saja, agar bisa membantu perekonomian keluarga.

Semenjak Ayah sudah tidak bekerja, Ibu dan Ayah sering bertengkar karena masalah keuangan. Untuk membeli bumbu dapur saja masih harus sering bertengkar terlebih dahulu. Ini adalah salah satu alasan kuat untuk aku memilih kerja, namun aku dilanda kebingungan. Jika aku memilih untuk bekerja, aku akan bekerja apa? Belum ada pekerjaan yang pasti aku dapatkan selepas lulus nanti.

***

Beberapa bulan kedepan aku mengikuti kerja paruh waktu di suatu kedai kopi. Aku akan mencoba mengikuti sekali lagi beasiswa itu. Untuk mengikuti seleksi itu aku harus menyiapkan uang sebesar tiga ratus ribu rupiah Indonesia, aku tidak ingin menjadi beban bagi Ayah dan Ibu. Kak jane sudah pusing harus mengeluarkan uang terus menerus untuk keperluan kuliah Kak Shea. Aku mengikuti kerja paruh waktu ini bukan hanya untuk uang seleksi, namun aku ingin membantu Ayah dan Ibu. Aku juga akan menabung untuk keperluan kuliahku nanti.

Setelah pulang kerja paruh waktu aku langsung mengerjakan tugas yang sangat banyak dan membagi waktu untuk belajar tes beasiswa. Tidak satu pun anggota keluarga mengetahui bahwa aku mengikuti kerja paruh waktu. Aku akan buktikan pada semua orang bahwa aku bisa. Terutama aku akan buktikan pada diriku sendiri bahwa aku bisa melewati masa-masa sulit ini.aku yakin dengan ikhtiar dan do'a aku bisa melewati ini semua. Makian orang-orang yang sudah memaki keluargaku dan mengejekku karena memiliki mimpi yang lebih tinggi dari langit ke tujuh.

Bagian 6 

Hari ini adalah hari dimana seleksi akan dilaksanakan secara online. Tidak satupun orang mengetahui mengenai seleksi ku ini. Semoga saja kali ini aku mendapatkan hasil yang bisa membuat Ayah dan Ibu bangga.

Beberapa hari kemudian telah aku lewati, cacian dan makian telah aku terima. Banyak hambatan yang membuatku sempat ingin menyerah bahkan dari kakak ku sendiri. Namun aku harus terus berjuang. Walaupun terasa pahit, namun aku yakin pahit ini tidak akan selamanya pahit. Namanya hidup, jika tidak ada masalah bukanlah hidup.

Tepat hari Selasa, pengumuman tes beasiswa sudah keluar. Saat aku membuka email aku merasa jantungku akan jatuh. Dan saat kubuka, ternyata lagi-lagi aku tidak lulus. Tangis ku pecah saat itu juga, rasanya aku ingin menyerah saja sekarang.

Saat malam tiba aku ingin beristirahat dengan hal-hal apapun itu, seperti tugas. Sebelum tidur aku masih memikirkan mengenai pengumuman yang ku buka tadi sore di tempat kerja. Aku ingin membukanya sekali lagi dan membaca dengan jelas apa isi email tersebut. Saat aku baca kembali isinya. Dan ternyata saat aku membaca dengan baik dan teliti, aku di terima di Universitas itu. Aku sangat merasa senang, detak jantungku berhenti sejenak, aku sangat tidak menyangka ini akan terjadi padaku. Aku membacanya berulang kali, bahkan aku sampai membuka google translate untuk membuktikan semuanya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun