Mohon tunggu...
Putri Permata
Putri Permata Mohon Tunggu... Penulis - Pelajar

Jangan pernah merendahkan siapapun dalam hidup, bukan karna siapa mereka tapi siapa kita?

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Yakin Mau Menyerah?

15 Februari 2021   10:46 Diperbarui: 15 Februari 2021   11:05 529
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Tidak! Narisha itu bukan anak Ayah!" jelas Ayah, sontak membuatku sangat terkejut.

Anak haram? Bukan anak Ayah? Lantas aku anak siapa? Apakah ayah berkata seperti tadi karena sedang dilanda amarah? Aku harus bagaimana sekarang?

Tidak sampai disitu, Kak Jane dan Kak Shea memarahiku. Mereka mengucapkan banyak kata-kata tamparan bagiku. Aku tidak pernah membahagiakan Ayah dan Ibu, tapi Ayah dan Ibu masih mau mengeluarkan dana untuk kepentinganku. Saat aku lahir, sebelum aku dikumandangkan adzan oleh Ayah, Ayah mengajak Ibu pisah. Karena Ayah telah selingkuh dan Ayah menuduh bahwa aku bukanlah anaknya. Selama ini aku selalu saja tak pernah dianggap ada oleh Ayah, ternyata ini alasannya.

Aku bergegas untuk memasuki kamar dan air mata yang sedari tadi tertahan, tak dapat tertahan lagi. Berderai seperti hujan yang turun sangat deras. Aku merasa bingung saat itu, emosiku menjadi labil. Ingin rasanya ku marah dan meminta Ayah untuk menarik kata-kata nya tadi. Di sisi lain masih belum ada bukti bahwa aku bukan anak Ayah dan Ibu, lantas aku ini anak siapa?.

***

Jam menunjukkan pukul 16.00 WIB sedari tadi aku tidak keluar kamar dan tetap dengan posisi tertidur sambil memikirkan apa yang sebenarnya terjadi. Saat aku melihat ke arah meja belajar, aku teringat akan seleksi olimpiade Fisika. Lalu aku memutuskan untuk bergegas ke kamar mandi untuk mandi dan mengambil air wudhu. Setelah shalat, aku langsung duduk di kursi dan mulai menyiapkan buku-buku ilmu Fisika SMA. Aku mencoba untuk tetap fokus belajar, akan ku buktikan bahwa aku bisa. Setelah itu aku akan mencari tahu apa yang terjadi saat aku lahir, dan akar masalah ini.

Setelah beberapa jam kedepan yang kukira akan membuatku produktif, nihil. Sulit sekali rasanya untuk tidak memikirkan perkataan Ayah tadi siang, rasanya inilah perkataan Ayah yang sangat menusuk tepat pada hatiku. Otak dan hatiku bergemuruh saling bergelut antara logika dan perasaan. Logika menyuruhku untuk tetap belajar dan harus fokus agar bisa memenangkan seleksi Olimpiade Fisika. Namun perasaan mengatakan bahwa ia pun perlu diperhatikan, bukan hanya soal Olimpiade namun mengenai perkataan Ayah tadi siang.

Terkadang hidup itu memiliki banyak misteri yang tak dapat di prediksi atau dapat dikendalikan. Dunia ini sudah diatur oleh sang pencipta, dan aku yakin bahwa sang pencipta tahu apa yang terbaik bagi hambanya. Sang pencipta sudah mempersiapkan kejutan dibalik semua masalah dan akan memberikan jalan yang benar.

Lamunanku terhenti saat terdengar suara adzan Maghrib, aku bergegas mengambil air wudhu. Perasaanku sudah mulai membaik sekarang, namun tak terdengar suara dari luar. Kebetulan letak kamarku berdekatan dengan meja makan. 

Bagian 4

Sudah berjalan dua hari setelah masalah itu terjadi, suasana rumah seperti asing bagiku. Tidak ada tegur sapa, bahkan untuk sekedar melirik saja seperti tak ingin. Aku mencoba tetap fokus pada seleksi olimpiade Fisika yang tinggal menghitung hari. Walaupun pikiranku terbelah dua dengan masalah kemarin, aku akan memenangkan seleksi ini dan bisa mencari jalan keluar dari masalah kemarin.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun