Mohon tunggu...
Putri Permata
Putri Permata Mohon Tunggu... Penulis - Pelajar

Jangan pernah merendahkan siapapun dalam hidup, bukan karna siapa mereka tapi siapa kita?

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Yakin Mau Menyerah?

15 Februari 2021   10:46 Diperbarui: 15 Februari 2021   11:05 529
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Ada apa Re? Ada masalah?" Tanya ku.

"Tadi Bu Leni mengumumkan bahwa kamu tidak dapat mengikuti seleksi ini dikarenakan insiden contek mencontek itu Na." Jelas Reina

Setelah mendengar penjelasan dari Reina itu aku langsung bergegas ke ruang guru, untuk memohon agar bisa mengikuti seleksi ini. Aku tidak boleh menyerah aku akan mencobanya. Tapi nihil, Bu Leni tidak mempercayaiku dan aku hanya bisa di permalukan di depan guru lainnya. Pupus sudah harapan ku ini. Mungkin benar kata Ayah dan Kak Jane bahwa aku ini tidak pantas untuk memenangkan seleksi olimpiade.

Para siswa yang menyaksikan aku dimarahi oleh Bu Leni saling berbisik, membicarakan aku. Mereka yakin bahwa aku ini hanya mengada-ada.

Seleksi akan segera dimulai, diharapkan para siswa yang mengikuti seleksi untuk memasuki ruangan seleksi masing-masing. Terdengar suara pengumuman itu pada speaker sekolah.

Reina datang kepadaku dan meminta maaf karena dia tidak bisa membantu apa-apa. Dia akan segera memasuki ruang seleksi. Rasanya ini sangat menusuk dadaku, terasa sesak. Aku tak mampu untuk menahan air mata yang sedari tadi meminta untuk keluar dan membasahi pipiku. Aku segera bergegas ke taman sekolah, disana banyak siswa lain yang sedang memburu Wi-Fi. Saat aku duduk, ada dua orang siswa berkata menyakitkan.

"Pintar sih, pintar mencontek maksudnya. Hahaha" kata siswi berambut pendek.

Rasanya ini sungguh tak adil bagiku, namun aku yakin kebenaran akan segera terungkap. Aku memutuskan untuk bergegas pulang, karena percuma saja aku berada di sekolah.

Saat aku diperjalanan pulang aku bertemu dengan adik dari ibuku, Tante Kiran namanya. Aku diajak untuk mampir sebentar ke kediamannya. Aku memutuskan untuk ikut karena ingin membantu membawa belanjaan Tante Kiran yang lumayan banyak. Saat sampai di rumahnya, tidak ada siapapun. Kak Reno dan Kak Rona sudah berangkat sekolah, hari ini kan bukan weekend.

Tante Kiran memberiku minum, ia menanyakan hal yang biasa ditanyakan seorang Tante pada sepupunya. Namun tiba-tiba Tante Kiran menanyakan hal mengenai masalah saat itu. Masalah Ayah dan Ibu bertengkar. Aku terkejut, bagaimana Tante Kiran bisa mengetahuinya?. Ternyata Ibu yang menceritakannya pada Tante Kiran.

Lalu aku memberanikan diri untuk menanyakan apakah benar aku ini anak haram. Tante Kiran menceritakan semuanya. Saat aku berada dalam kandungan Ibu, Ayah sudah tertangkap basah oleh Ibu dan Tante Kiran bahwa Ayah berselingkuh dengan seorang wanita yang menjadi sekretaris nya di kantor. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun