Mohon tunggu...
Putri Permata
Putri Permata Mohon Tunggu... Penulis - Pelajar

Jangan pernah merendahkan siapapun dalam hidup, bukan karna siapa mereka tapi siapa kita?

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Yakin Mau Menyerah?

15 Februari 2021   10:46 Diperbarui: 15 Februari 2021   11:05 529
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Tidak usah berlagak pintar. Kamu harus tahu seberapa minim kemampuanmu, jangan pernah membuang waktu untuk hal yang akan berujung sia-sia. Belajar saja dengan benar, tidak usah banyak tingkah yang membuat Ayah pusing." Jelas Ayah.

Saat itu aku merasa cabai yang kumakan telah menyumbat saluran pernapasanku. Perih,sakit dan rasa-rasanya inginku memuntahkannya lagi. Namun aku berfikir bahwa Ayah mengatakan itu semua karena ingin memotivasiku dan karena masih terbawa amarah tadi siang.

Makanan di piring Ayah pun sudah tidak ada lagi dan Ayah berlalu begitu cepat. Sedangkan aku masih termenung dan menunduk. Ingin rasanya ku menangis saat tadi, walaupun aku sudah beranggapan bahwa sebab Ayah berkata pedas tadi hanya karena terbawa emosi tadi siang, tapi aku merasa seperti ada panah yang menusuk dalam dadaku dan sulit untuk dilepaskan. Bahkan bernafas saja terasa sesak.

"Jangan banyak halu makanya, kamu hanya bisa membuat Ayah menjadi lebih pusing. Belajar saja yang benar, tidak usah banyak gaya." Ucap Kak Jane menyadarkanku

Aku hanya terdiam sendiri dimeja makan. Entah keputusan apa yang harus aku ambil, walaupun sudah jelas Ayah melarang. Tapi ingin rasanya aku membuktikan bahwa kali ini aku bisa.

Bagian 3

Pukul 07.00 WIB bel masuk berbunyi, keadaan kelas berubah menjadi sangat sunyi, saat kedatangan Pak Han. Kedatangan Pak Han ke kelas kami bukan tanpa alasan, ia menyuruh siswa mengumpulkan formulir pendaftaran seleksi olimpiade. Saat Pak Han menyebutkan nama yang akan mengikuti seleksi, tiba-tiba Pak Han menyebut namaku, padahal kan aku tidak mengumpulkan formulir itu.

Hah Narisha Aulia Putri Azzahra? Apa aku salah dengar. Batinku.

Pak Han langsung memutuskan untuk berlalu, karena Bu Rina akan segera memasuki kelas untuk mengisi mata pelajaran PKN.

"Re, tadi apakah aku tidak salah dengar kalau Pak Han memanggil namaku tadi?" tanyaku pada  Reina.

"Enggak kok Na, kamu gak salah dengar. Wid Tadi Pak Han memanggil nama Narisha kan?" tanya Reina pada teman sebangkunya Widya 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun