Mohon tunggu...
Ocyid
Ocyid Mohon Tunggu... Lainnya - In the Age of Information, being unknown is a privilege

Hidup seperti ngopi, ngeteh, nyoklat: manisnya sama, pahitnya beda-beda

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

SIBBuK (Bag. 5): Palembang dalam Catatan Ma Huan (Yingyai Shenglan)

3 Juli 2024   00:54 Diperbarui: 27 November 2024   17:50 660
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tangkapan layar tampak depan buku versi Mr. JVG Mills - Dokpri

Mungkin, dan hanya sebatas kemungkinan, dapat dikatakan bahwa "embrio" negara ini terus berkembang selama lebih dari 1000 tahun hingga menjadi fetus dan, lalu, menjelma dalam perwujudannya yang sempurna, yaitu Negara Kesatuan Republik Indonesia - alias negara ini. Mungkin, selama ini kita hanya fokus pada perbedaan-perbedaan saja, tetapi sejarah, dalam sunyinya, berkata lain...

Hubungan sejarah antara orang-orang yang berada di nusantara sebagaimana yang dijabarkan dalam tulisan ini, sesungguhnya juga masih belum menyentuh keterkaitan yang mendalam, sebab hubungan-hubungan ini sudah ada jauh sebelum keterangan-keterangan yang (saat ini) masih berkutat pada narasi kerajaan San-bo-tsai - khususnya setelah abad ke-10. Hubungan yang ada antara orang-orang Jawa dengan Sumatra, semisal, sebetulnya masih jauh lebih dalam lagi. 

Hanya saja, hubungan ini terentang cukup panjang dalam alur waktu, yang membuat hubungan ini tidak dapat diungkapkan dengan mudah - seperti hubungan yang hanya bisa kita temukan, simpulkan, lalu jabarkan dalam baris-baris tulisan-tulisan yang cukup panjang ini...

Kemungkinannya, banyak orang yang tidak menyadari bahwa kerajaan yang dikenal sebagai Sriwijaya, sebetulnya masih berhubungan dengan orang-orang Jawa Timur. Hubungan ini baru dapat diungkapkan melalui pemahaman terkait nama-nama yang digunakan. Akan tetapi, untuk memahami hubungan ini, kesalahpahaman-kesalahpahaman harus diluruskan terlebih dahulu. Seperti, kesalahpahaman terkait "letak" dari kerajaan San-bo-tsai yang telah kita lalui, yang sebetulnya mengarah ke Jambi, kesalahpahaman berikutnya yang harus kita lalui adalah memahami perbedaan antara Jambi dan Melayu secara historis. Dan, untuk itu, kita harus kembali menyusuri benang sejarah secara berurutan - yang kali ini akan menuntun kita pada monsieur George Cœdès, setidaknya sedekat-dekat peneliti terkait yang penulis bisa temukan...

Bersambung...

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun