Mohon tunggu...
Nursalam AR
Nursalam AR Mohon Tunggu... Penerjemah - Penerjemah

Penerjemah dan konsultan bahasa. Pendiri Komunitas Penerjemah Hukum Indonesia (KOPHI) dan grup FB Terjemahan Hukum (Legal Translation). Penulis buku "Kamus High Quality Jomblo" dan kumpulan cerpen "Dongeng Kampung Kecil". Instagram: @bungsalamofficial. Blog: nursalam.wordpress.com.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Kisah Para Janda

1 Oktober 2020   16:15 Diperbarui: 2 Oktober 2020   01:16 692
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Klik.

Tiada yang lebih menyakitkan hati seorang ibu selain dibenci darah dagingnya sendiri. Karenanya, anak sungai di mata Arin mengalir jauh. Jauh sampai ke lautan rindu yang membentang membatasi mereka.

"Bu! Bu Arin!" Ketukan disertai seruan berulang-ulang mengagetkan Arin yang bersimbah airmata di atas ranjangnya.

"Ada apa, Mpok?"

"Maap, Bu. Saya mau ngomong," ujar Mpok Nasipe takut-takut. "Eh, Ibu abis nangis ye?"

Arin meletup. Ia sudah bersusah-payah menghapus airmatanya lalu tergopoh-gopoh membukakan pintu. Dan hanya mendapati pertanyaan sepele itu.

"Dari tadi itu aja pertanyaanmu. Bosen!" sahutnya tajam. "Iya, saya nangis. Emang kenapa? Sekarang kamu mau ngomong apa?!"

Nyali Mpok Nasipe ciut. "Eh, maap, Bu. Maksudnye..."

"Saya sibuk. Tidak mau diganggu. Upah nyuci kamu kan nanti akhir bulan. Masih tiga minggu lagi. Sudah sana!"

Nah, itu maksudnye. Mau kasbon!

Sayang sudah nasib suara hati untuk tak terdengar orang. Pintu kamar sudah ditutup keras. Setengah dibanting.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
  16. 16
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun