Suara keibuan di seberang sana menjawab,"Enggak kok, Rin. Piye tho?"
"Aku butuh kamu sekarang..."
"So sweet. Aku juga kangen. Eh, aku ada waktu nanti malam. Ketemuan yuk!"
"Di mana? Jam berapa?"
Siang itu terpatrilah sebuah janji untuk bertemu.
Arin menutup teleponnya dengan wajah sumringah. Ada gelegak dalam diri yang butuh penyaluran.
Lagu lawas Ruang Rindu dari Letto mengalun.
"Halo."
"Ma, kapan Nia dijemput? Nia enggak betah nih di sini bareng Papa!"
"Ehm..sabar ya, Honey. Sebentar lagi kok," jawab Arin. Ia berusaha menahan isak tangisnya.
"Ah, sebentar terus. Dua bulan lalu Mama juga bilang begitu. Nia benci Mama!"