"Bukan. Kamu lonte!"
Klik.
Kali ini Jemari Halus menangis keras. Di dalam hati.
***
Menjadi pengantin itu membahagiakan. Bagai raja dan ratu sehari. Tiada momen yang membahagiakan selain bersanding dengan orang yang dicintai dan mendapatkan ucapan tahniah dari para undangan. Seakan dunia menjadi saksi atas kegembiraan suci tersebut.
Namun menjadi pengantin juga alamat kekecewaan. Bila ternyata sang suami tercinta hanya penjudi dan tukang selingkuh. Rasanya roti buaya perlambang kesetiaan di hari pernikahan hanya sebagai sebuah sindiran.
Ah, kok masih aje inget die, Si Janda membatin. Die aje enggak inget keluarga. Malah kabur ame cabo Kerawang!
"Kok nangis, Mpok? Ada apa?"Â
Suara lembut menariknya ke bumi. Si Jemari Halus mendekatinya. Ia berjongkok dan mengusap-usap bahu Si Janda.
Si Janda tergeragap. Disambarnya sepotong baju dari puncak tumpukan cucian. Disikatnya keras-keras. Ia bayangkan baju itu adalah wajah suaminya dulu.
"Jangan pura-pura. Mpok Nasipe tadi nangis ya?"