Kedatangan mereka disambut rasa penasaran para tamu, yang telah memenuhi area depan bangunan itu. Mereka sudah tak sabar ingin melihat pengantin wanitanya.
Sayup-sayup suara terdengar mengomentari penampilan Nivea, ketika dirinya tengah melangkah beriringan dengan sang ayah. Nivea tampak tersenyum malu-malu, berusaha mengenali wajah satu persatu tamu yang telah rapi berjajar di sisi kiri dan kanannya.
Dan tampaklah lelaki itu, telah menunggunya di depan sana. Dengan tuksedo hitamnya, serta rambut yang ditata dengan sangat baik, telah membuat tampilan dirinya hari ini sungguh berbeda.
Matias mengulurkan tangannya pada Nivea. Gadis itupun menerima tangan kekasihnya, lalu bergerak pindah dari samping ayahnya mendekat kepada Matias. Dan disana lah janji setia seumur hidup itu saling terucap, di hadapan semua orang.
Akhirnya gelaran upacara serta pesta pernikahan mereka telah usai.
Nivea tidak menghias tampilan kamarnya, meski tahu kamarnya akan menjadi kamar pengantin. Kini mereka telah mengganti pakaiannya masing-masing dengan pakaian tidur. Dan telah berada di atas ranjang.
Matias masih menyandarkan punggungnya pada sandaran dipan itu, sedang Nivea telah meringkuk di sampingnya.
"Apa yang kau lakukan, Nivea?" tanyanya bernada terkejut.
"Aku sangat mengantuk." kali ini Nivea menguap. "Aku sudah mengatakan padamu kalau semalaman aku tidak tidur."
"Jangan tidur dulu, ku mohon Nivea!"
Nivea bergerak, berusaha untuk duduk. "Kau mau apa, Matias?"