Karena kesibukannya seharian di perkebunan anggur kemarin, maka baru sore hari ini Matias kembali menemui Rodrigues di rumahnya.
"Aku sudah mencetak gambarnya. Pangeran Edmund dan tuan Keith. Simpanlah Matias! Satukan saja dengan gambar yang sebelumnya." seraya memberikan hasil cetakan foto tersebut kepada Matias.
"Aku juga sudah meminjam kertas tagihan pajak bulan lalu kepada tuan Carlos."
"Jika buktinya sudah cukup meyakinkan, sebaiknya kita ungkapkan saja ke hadapan baginda raja. Kita tidak perlu ragu, Matias."
"Sejujurnya aku masih sedikit ragu, Rodrigues. Tapi kita... sudah terlanjur melangkah sampai sejauh ini. Aku rasa, kau harus mendekati tuan Keith. Sehingga, kita bisa menyeretnya ke istana dan membuatnya mengakui perbuatannya."
"Hmm.. Besok pagi aku akan benar-benar menemuinya. Setelah itu, aku akan menemuimu di perkebunan."
"Baiklah Rodrigues! Terima kasih."
Sementara di kediaman keluarga Del Castano, gadis yang mahir dalam pembuatan roti itu, melakukan hal yang sungguh tak terduga. Belum sampai satu minggu dirinya terpilih menjadi calon pendamping pangeran Edmund, dia mulai tidak tahan dengan sandiwaranya dan dia pun mulai berulah.
"Kau gila Nivea? Apa yang kau lakukan dengan rambutmu?"
"Kenapa Ayah? Kau mengatakan aku gila."
"Permaisuri akan marah jika tahu ada seorang rakyatnya, seorang gadis mencukur rambutnya sepertimu."