"Baik nona. Ah, ya.. Kalau boleh tahu, apa yang dilakukan yang mulia pangeran Edmund disini? Tadi Saya sempat melihatnya disini."
"Dalam satu bulan, beliau melakukan beberapa kali kunjungan kesini, tuan."
"Ah, baiklah! Saya permisi, nona."
Rodrigues cukup puas mendapat informasi itu. Rasanya sangat mudah mengorek informasi dari gadis yang berada dalam loket itu. Rodrigues melengos menuju tangga di sudut sana.
Ketika sebelah kakinya menginjak satu anak tangga, dia dapat menangkap keberadaan pangeran Edmund di ujung tangga atas sana. Pangeran yang tampak dari belakang itu, sepertinya sedang berbicara dengan seseorang yang tak terjangkau oleh kedua mata Rodrigues.
Perlahan Rodrigues melanjutkan langkahnya menapaki tangga itu satu persatu. Namun kemudian pangeran merangkul lelaki yang berbincang dengannya, mereka mulai melangkah. Membuat Rodrigues berusaha mempercepat langkahnya tanpa menimbulkan suara. Dan dia telah berhasil melihat tuan Keith dan pangeran Edmund dengan jelas.
Dari balik dinding, segera saja Rodrigues berhati-hati mengambil gambar mereka beberapa kali. Sebelum ada orang lain yang naik lewat tangga. Beruntung tak ada siapapun disana, sehingga Rodrigues masih punya kesempatan untuk menguping.
Dia menajamkan kedua telinganya. Hingga akhirnya dia mendapatkan fakta bahwa selama ini tuan Keith telah melakukan banyak penipuan. Dan lelaki bermata satu itu bekerjasama serta mendapat perlindungan dari pangeran Edmund.
Rodrigues sungguh tak ingin mempercayai hal itu. Seorang putra dari baginda raja yang tersohor di seantero negerinya, telah mendukung banyak penipuan dan praktik korupsi. Tanpa berlama-lama lagi, Rodrigues segera pergi dari kantor itu, menghampiri keberadaan Matias yang sedang menunggunya.
"Kau tak kan percaya dengan apa yang akan ku katakan, Matias."
"Ada apa Rodrigues?" tanyanya kian penasaran melihat ekspresi wajah Rodrigues. Mereka tengah berada di dalam kereta kudanya.