"Tidak! Tidak masalah dengan berkeliling. Kita berkeliling saja."
Matias mengangguk dan mulai mengarahkan langkah mereka ke arah tengah-tengah perkebunan. Angin yang berhembus ringan mulai terasa pada siang menjelang sore hari itu. Putri Nicole datang kesana hanya ditemani oleh Bella dan kusirnya. Dia tak ingin ada pengawal yang mengekori kereta kudanya dalam perjalanannya ke perkebunan anggur kali ini.
"Apakah sangat menyenangkan menjadi orang biasa?"
"Hmm.. Maksud Anda, yang mulia?"
"Ya! Orang biasa... bukan... anak dari seorang baginda raja sepertiku."
"Ah, menurut Saya menjadi orang biasa sangat menyenangkan, yang mulia."
"Benarkah? Aku juga ingin menjadi orang biasa kalau begitu." seraya tersenyum simpul dan menunduk. "Seperti apa menyenangkannya, tuan Matias?" lanjutnya.
"Hmm.. Misalnya saja, orang biasa rata-rata dapat melakukan semua hal yang diinginkannya tanpa harus takut dirinya akan menjadi perhatian banyak orang. Itu kebahagiaan yang sederhana, yang mulia."
"Ya! Kau benar. Mereka bahagia dengan kebebasan yang mereka punya. Sedangkan aku... Aku tidak memiliki kebebasan seperti orang biasa."
"Jangan berkecil hati, yang mulia. Setiap manusia yang terlahir di dunia, tidak dapat memilih dirinya ingin dilahirkan di keluarga mana. Saya rasa, yang mulia tuan putri juga beruntung telah terlahir sebagai putri baginda raja."
"Beruntung katamu?"