"Ini rumit Rodrigues!"
"Ini ada kaitannya dengan pangeran. Kenapa rasanya, aku sangat geram. Apa kau berpikir.... untuk mengungkapnya di hadapan yang mulia baginda raja?"
"Kau gila, Rodrigues! Aku tak berpikir sejauh itu. Aku hanya ingin menolong tuan Carlos, agar beliau tidak terus-menerus dibohongi."
"Tapi pangeran Edmund adalah calon penerus baginda raja. Bagaimana mungkin kita diam saja, padahal kita mengetahui kebusukannya."
"Tapi.. kita harus mendapat bukti lain jika ingin membawa hal ini kepada baginda raja. Kita tidak bisa membuktikannya hanya dengan gambar-gambar itu."
Matias menghela nafas, "Masih ada waktu untuk menemui tuan Carlos di perkebunan. Aku antarkan kau pulang sekarang, Rodrigues. Setelahnya aku akan ke perkebunan."
Beberapa jam ke depan, Matias telah sampai di perkebunan.
Meski hari sudah cukup siang, tapi dia memutuskan untuk berkeliling di area perkebunan anggur itu lebih dulu. Memantau pekerjaan para pekerja kebun sekaligus mendengarkan satu dua keluh kesah yang mungkin dirasakan mereka. Setelah cukup berkeliling, Matias pun menemui tuan Carlos.
"Maaf atas kelancangan Saya, tuan. Saya dan teman Saya, Rodrigues telah menemukan titik terang dari masalah tagihan pajak yang Anda keluhkan tempo hari."
"Apa? Kalian menyelidikinya?"
"Kami sama sekali tidak berniat awalnya, tuan. Hanya saja, tidak sengaja Saya mendengar percakapan tuan Benedict dengan seseorang."