"Apa? Jadi sejak saat itu Edmund menaruh hati padanya?"
"Ya. Kau juga tahu, gadis itu satu-satunya anak perempuan yang mengikuti latihan memanah di halaman konsulat."
"Benar! Aku ingat. Dia memang gadis yang selalu ingin melakukan sesuatu diluar jalurnya. Duke Eduardo juga pernah mengatakan padaku... masa-masa ketika anak gadisnya itu berambisi membuka toko roti dan hendak menjalankannya sendiri."
"Aku rasa, Edmund menyukai nona Nivea karena... Ya, dia gadis yang ceria dan tampak apa adanya."
"Lantas, kenapa tidak sejak dulu Edmund mendekatinya?"
"Gadis itu sangat sulit didekati."
"Apa Edmund benar-benar sudah pernah mencoba mendekatinya?"
"Tentu! Dan... tentu saja tidak berhasil."
"Dan Edmund memanfaatkan posisiku sebagai raja untuk memikat gadis itu? Cih, bagaimana bisa putramu berpikiran sepicik itu?"
"Edmund juga putramu, Jacob!"
"Dalam hal ini aku kecewa padanya. Dimana letak kesalahanku dalam mendidiknya sebagai seorang lelaki?" beliau menggeleng keheranan bertanya pada dirinya sendiri.