Mohon tunggu...
Novia Respati
Novia Respati Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wirausaha

Senang menulis dan memasak 😊

Selanjutnya

Tutup

Cerbung

The Duke's Daughter (Bagian 1-5)

25 Desember 2023   20:13 Diperbarui: 26 Desember 2023   15:44 213
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerbung. Sumber ilustrasi: pixabay.com/Yuri B

Suasana Jalan Hawkins pagi ini tampak mencekam. Kepulan asap hitam membumbung tinggi bahkan hampir menutupi sebagian jalan. Mengakibatkan jarak pandang pengguna jalan kian terbatas. Kondisi kian memanas dan membuat semua orang yang berada di dalam kereta kudanya mulai panik. Mereka takut akan adanya ledakan susulan dari gedung arsip yang sudah setengah hancur itu.

Satu persatu dari mereka memilih turun dari kereta kudanya yang sudah tak mungkin dapat bergerak maju lagi. Dalam situasi seperti ini, berjalan kaki adalah pilihan yang paling tepat. Nivea melompat dari keretanya diikuti Seri dan seorang kusirnya. Sebelumnya, Nivea harus memaksa sang kusir untuk ikut dengannya, meninggalkan dulu keretanya yang entah kapan dapat kembali bergerak.

Nivea dan kedua orang yang ikut bersamanya itu berjalan cepat menerobos sela-sela kereta kuda lain yang sepertinya, juga sudah mulai ditinggalkan pemiliknya. Namun gadis bergaun biru itu menghentikan langkah saat mendengar suara seorang penumpang yang kesulitan membuka pintu keretanya dari dalam. Sedangkan kusirnya sedang kewalahan mengendalikan kudanya yang hampir mengamuk.

Melihat hal itu membuat Nivea mendekat kepada kereta kuda itu dan dengan mudahnya tangan Nivea membuka tuas yang terkunci itu. Padahal kuncian tuas itu memang telah rusak sebelumnya, membuat pintu kereta kuda itu sering kali terkunci sendiri. Nivea melengos pergi setelah dia menyelamatkan si penumpang. Dan penumpang itu belum sempat mengucapkan terima kasih padanya. Lelaki itu hanya melihat punggung Nivea dan Seri yang masih mengekorinya.

“Kau? Nivea?” gumamnya sendiri ketika dirinya telah berhasil keluar dari keretanya.

“Maaf tuan, Saya masih harus menjinakkan kuda ini. Sebaiknya Anda pergi sekarang!”

“Apa? Baiklah! Berlari lah jika kau sudah tak sanggup mengendalikan kudanya!”

Matias Vander Lawrence beranjak pergi meninggalkan kereta kuda dan kusirnya, dia memutuskan kembali ke rumah, mengurungkan niatnya pergi menemui Rodrigues. Setibanya di rumah, dia langsung masuk ke kamarnya. Masih tak habis pikir dengan apa yang dilakukan oleh Nivea. Hanya dengan sebuah hentakan tangan pada tuas yang mustahil dapat dibuka dengan tangan kosong, gadis itu mampu membukanya dengan waktu singkat.

Lelaki yang kini duduk di sofanya sambil menopang kepala dengan kedua tangan, dia membawa ingatannya pada masa bertahun-tahun lalu. Ketika pertama kali dirinya melihat Nivea yang sedang membaca sebuah buku di perpustakaan sekolah mereka. Sejak hari itu, dirinya sering mengunjungi perpustakaan, berharap adik kelasnya yang manis itu berada disana.

***

Setelah berjalan kaki sekian ratus meter, akhirnya Nivea sampai di tokonya. Seri sigap menyeduhkan secangkir teh untuk sang nona. Agar gadis itu dapat merasa lebih nyaman setelah berjalan kaki cukup jauh.

HALAMAN :
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun