Sejak saat itu mereka tidak lagi aktif di PSII. Mereka hanya sebagai sesepuh yang terkadang dikunjungi oleh para anggota untuk berkonsultasi dan hal lain. Bahkan Opu Daeng Risadju pernah menjadi penghubung yang dikirimkan oleh Abdul Kahar Muzakkar ke Jawa Barat untuk menemui Kartosoewiryo, pemimpin tertinggi gerakan DI/TII tahun 1953.
Pada 10 Februari 1964, Risadju dikabarkan meninggal di usianya 84 tahun. Beliau dimakamkan di pemakaman raja-raja Lokkoe di Palopo tanpa ada upacara kehormatan sebagaimana lazimnya seorang pahlawan yang baru meninggal. Suasana pemakaman saat itu cukup ramai mengingat perjuangan yang telah dilakukan beliau. Hingga pada akhirnya 3 November 2006, Opu Daeng Risadju ditetapkan sebagai ‘Pahlawan Nasional’.
      Usia dan keturunan bukanlah penghalang kita menjadi seorang pejuang. Selama kita memiliki tekad yang kuat dan mampu bertaruh akan kebenaran, maka disitulah kelebihannya. Opu Daeng Risadju memberikan kita contoh pasti akan hal tersebut.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H