"Aku off ya. Fiska masuk ICU. Ini aku sedang menungguinya di rumah sakit."
"Fiska masuk ICU? Kenapa bro?" tanya Roni tak percaya.
"Aku belum tahu. Sorry, cari pemain lain dulu ya," ujar Andrea lemas.
"Oke. Tidak masalah. Semoga Fiska cepat sembuh ya," jawab Roni mendoakan," Kamu juga jaga kesehatan."
"Iya.Thanks ya atas doanya," ujar Andrea sambil mengakhiri obrolan dengan Roni.
Andrea mengambil majalah yang terletak di meja. Dia membaca artikel yang membahas tentang kanker otak. Penyakit yang sama yang diderita adiknya saat ini.
Andrea ingat saat adiknya mulai merasakan ada kelainan. Sejak satu yang lalu Fiska sering mual dan muntah. Dia juga sering mengeluh sakit kepala. Malah Fiska sering pingsan jika sakit kepala yang dirasakannya cukup hebat.
Bunda sering mengajak Fiska untuk berobat ke dokter namun Fiska selalu menolak. Dia bilang hanya sakit kepala biasa karena dia terlalu cape.
Setelah dua bulan berlalu, Fiska bertambah sering sakit kepala, pandangannya kabur dan mual muntahnya semakin sering dirasakan.
Siang itu Andrea sedang duduk di kursi taman depan rumah sambil membaca modul kuliah. Rumah memang sepi. Ayah dan bunda sedang pergi ke kantor. Hanya ada Andrea, Fiska dan mbok Nah.
"Mas Andrea, tolong mbok Nah!" teriak mbok Nah dari arah dapur. Andrea segera berlari kea rah dapur.