"Mau, dong.. lagian zaman sekarang resep kayaknya udah ga ada yang rahasia lagi. Semua terbuka kayak buku".Â
Mba Ni menjawabnya dengan santai, sambil membungkus pesanan.Â
"Wah, boleh, Mba... kapan bisa belajar?", aku sangat antusias sekali Mba Ni mau mengajarkan ayam goreng selezat ini.
"Malam ini, sekalian aku mau bikin stok buat besok. Sebentar, ya".
*
"Bawang putihnya diuleg dulu, biar air yang ada di bawang putih keluarin aroma yang khas. Nah, sudah agak halus begini, baru masukkan bawang merah uleg lagi, biar ada rasa gurih pedasnya. Kemudian masukkin satu-satu, ketumbar, kemiri, kunyit dan jahenya sedikit aja. Uleg sampai halus merata", Mba Ni menguleg bumbu sambil menjelaskannya padaku.Â
"Kamu bantu parut lengkuasnya, Tika, yang halus ya."
"Siap, Mba". Â
Setelah uleg-an Mba Ni halus dan lengkuas sudah selesai diparut, ia pun menumisnya. Ditambah dengan daun salam dan sereh yang sudah digeprek.Â
Wah, harum sekali.Â
Kemudian ia mengambil panci dan mengisinya dengan sedikit air. Bumbu yang ditumis dimasukkan, kemudian diberi garam dan kaldu bubuk.Â