Sepertinya hujan di wilayah kami tidak rata. Di rumah Kak Darra, yang berjarak tiga puluh menit dari Wita, sama sekali tidak turun hujan.
Kak Darra lebih senang mengendarai motor.
Wilayah kami cukup banyak clubbing, bar, dan kedai yang menjual alkohol. Seringkali orang yang agak mabuk tetap memaksa berkendara, biasanya pengendara mobil.
Orang itu mengendarai mobilnya dengan begitu cepat, dan sepertinya tidak ada perhitungan sama sekali. Ia menabrak dua kendaraan bermotor, dan kedua pengendara motor terpelanting jauh karena benturan keras dan motornya tergelincir. Helmnya ada yang terpelanting, juga ada yang terbelah dua.
Kak Darra dan korban satu lagi sama-sama mengalami pendarahan otak parah.
Mereka langsung dilarikan ke rumah sakit terdekat oleh orang-orang setempat.Â
Kak Darra sempat hilang ingatan, kemudian sadar sebentar. Lalu katanya mau tidur, karena mengantuk.Â
Tengah malam, tiba-tiba tensi darah Kak Darra turun, kesadarannya semakin menurun. Dan terlelap selamanya...
***
Hari ini...
"Tika, semangat.. pasti menang!" Kak Juwita memberi semangat. Sepeninggalnya Kak Darra, Kak Juwita semakin kurus setiap harinya. Ia selalu ditemani oleh sahabatnya, Kak Hayu.Â