Awal mula, Yani memang rajin dalam mengikuti kursus, dengan telaten ia belajar teknik-teknik yang Yayuk arahkan kepadanya. Dirinya juga mempraktekan hal tersebut dengan baik. Hingga sedikit demi sedikit Yani menjadi lebih menguasai skill-nya. Namun setelah dua bulan mengikuti kursus, Pria itu tiba-tiba saja tidak menampakan lagi diri. Hilang kabarnya, tidak ada berita apapun dalam ke-absenannya ini.
Dalam hati, Yayuk yang memiliki posisi sebagai guru bertanya-tanya, apa yang membuat Yani tidak mengikuti kelas?
Berhari-hari dirinya dibuat heran, hingga akhirnya memilih untuk membiarkan hal tersebut. Mungkin Yani memang mempunyai kegiatan lain sehingga dirinya tidak dapat mengikuti kursus, atau kemungkinan lebih buruk lainnya adalah Pria itu memutuskan untuk berhenti dalam kursusnya.
Kemudian detik demi detik berlalu, menit demi menitpun kian ikut berlalu, jam demi jam terlewati, hari demi hari ditinggalkan, masih dengan Yayuk kini. Di hari yang cerah ini, tepatnya di kota Powerejo, Wanita itu tengah bersiap. Ramai warga akan menyambut para Perwira Remaja yang berasal dari Powerejo pada hari ini, pun termasuk dirinya, walaupun hnaya sekila tapia pa salahnya menonton. Tak mau menunggu lama, ia bergegas menuju tempat penyambutan. Bertemu segelintir orang yang ia kenal, sesekali Yayuk tersenyum untuk membalas sapaan mereka dan sesekali pula dirinya membuka suara seraya menjawab ketika seseorang melontarkan pertanyaan berupa kabar kepa dirinya.
“Yayuk, apa kabar?” Tanya seseorang dengan raut bahagia yang membuat Yayuk ikut tersenyum karenanya.
“Kabar baik,” balas Yayuk. Setelah itu, keduanya kembali beradu kata.