Mohon tunggu...
Nada Nadyatul Gina
Nada Nadyatul Gina Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - 03

Bismillah, bisa

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Ahmad Yani (Nada, XII MIPA 8)

10 November 2021   10:12 Diperbarui: 10 November 2021   20:39 660
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

 Kebahagiaan yang di Renggut 

 

Pada awal tahun 1965 anak tertua Ahmad Yani telah memasuki masa-masa pendidikan di perguruan tinggi. Pada saat itu pula, banyak kejadian-kejadian yang membuat semua orang geleng-geleng kepala serta membuat khawatir. Hal ini tentunya membuat Ahmad Yani lebih gencar untuk melindungi anak tertuanya agar tetap aman. Perlengkapan hingga apapun yang dibutuhkan untuk OSPEK (Orientasi Studi Pengenalan Kampus) selalu para pengawal Ahmad Yani yang membelikan atas titahannya.

 

        Singkat cerita di malam hari, pada tanggal 30 September, para Taruna datang ke kediaman Ahmad Yani. Mbok Mangun selaku pembantu disana menyuguhi para Taruna dengan pisang goreng yang telah dipersiapkan. Di ajaknya para Taruna duduk di halaman belakang untuk berbincang. Lalu sepulang para Taruna, merasa tidak ada kegiatan yang akan dilakukan, Ahmad Yani serta ketujuh anaknya yang ada di dalam rumah, memutuskan untuk tidur. Jika bertanya mengapa hanya ada Ahmad Yani dan ketujuh anaknya, maka jawabannya adalah, pada saat itu, Yayuk tengah pergi ke daerah Taman Siropati sedangkan Rulli sedang mempunyai urusan yang berkaitan dengan pendidikannya. Anak sulung itu baru pulang ketika jam menunjukan pukul sepuluh malam kurang. Dilihatnya rumah sudah sepi, adi-adiknya serta sang Ayah sepertinya sudah tertidur lelap. Maka dengan segera, Rulli mempersiapkan dirinya untuk segera tidur juga, karena merasa tubuhnya kini sudah sangat lelah.

 

       Baru saja hendak merebahkan dirinya ke tempat tidur, suara telepon rumah berbunyi. Takut mengganggu orang-orang yang sudah terlelap, gadis itu segera keluar kamar, mengangkat sambungan telepon tersebut.

 

        “Halo?” Sapa Rulli, gadis itu mengerutkan keningnya karena hanya hening yang ia dapati kini. Lalu di dengarnya suara cekikikan beberapa orang di sebrang sana, membuat Rulli merasa dipermainkan, lantas kembali membuka suara,

 

        “Halo?! Ini siapa ya? Kalau tidak jawab terus akan saya tutup sambungannya!” Bentak Rulli.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
  16. 16
  17. 17
  18. 18
  19. 19
  20. 20
  21. 21
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun