Mohon tunggu...
Nada Nadyatul Gina
Nada Nadyatul Gina Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - 03

Bismillah, bisa

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Ahmad Yani (Nada, XII MIPA 8)

10 November 2021   10:12 Diperbarui: 10 November 2021   20:39 660
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

        Lalu setelahnya adalah kacau, “Cari Bapakmu sampai ketemu!” Tegasa Yayuk. Namun kemana? Kepada siapa? Itu yang terngiang-ngiang sedari tadi. Bahkan hingga Ibu mereka pingsan karena terkejut pun, mereka bingung harus bagaimana. Para ajudan yang tadinya mendampingi Yayuk akhirnya pergi untuk mencari.

 

        Sementara Yayuk dibawa ke dalam kamar, maka anak-anak kebingungan harus bagaimana. Kejadian beberapa jam yang lalu benar-benar seperti mimpi. Eddy, terutama untuknya, ia  masih terus saja terbayang, melihat sang Ayah yang di tembak bertubi-tubi  di depan mata kepalanya sendiri benar-benar membuat hatinya hancur berkeping-keping. Menit demi menit berlalu, Yayuk terbangun namun kembali dikejutkan dengan darah yang melumuri lantai, membuat Wanita itu kembali pingsan.

 

         Lalu setelah itu, zenazah akhirnya ditemukan di lubang buaya. Bukan hanya Jendral Ahmad Yani yang menjadi korban, melainkan ke enam Jendral lainnya juga turut menjadi korban. Dengan sadisnya mereka di lempar ke sumur lama yang dikenal sebagai lubang buaya dengan kedalaman kurang lebih 12 meter. Kejadian tersebut tentunya menjadi luka mendalam bagi seluruh masyarakat, bahkan setelah adanya peristiwa tersebut. Banyak massa yang mengamuk tak terima. Mereka bakar markas PKI dan serangkaian demo lainnya mereka lakukan.

 

BAB V

Bukan Akhir dari Segalanya

 

        Tepat pada tanggal 5 Oktober 1965. Tanggal, hari serta tahun dimana para jasad akhirnya dikebumikan. Yayuk serta anak-anaknya tentulah hadir dalam acara tersebut, rasanya tak menyangka, sangat. Dalam hati merutuk, mengapa bisa terjadi hal semacam ini, atau, mengapa semua ini terjadi?

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
  16. 16
  17. 17
  18. 18
  19. 19
  20. 20
  21. 21
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun